Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangnya Rencana Adaptasi Iklim Asia Hambat Investasi Swasta

Kompas.com - 11/03/2025, 17:18 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan terbaru dari Asia Investor Group on Climate Change (AIGCC) menunjukkan ada ketidakjelasan regulator negara-negara Asia mengenai rencana adaptasi iklim nasional mereka serta peluang investasi untuk tindakan tersebut.

Hal itu menurut laporan AIGCC menghambat lebih banyak modal swasta mengalir ke proyek adaptasi iklim yang secara historis mengalami kekurangan pembiayaan dibandingkan dengan upaya mitigasi iklim.

Adaptasi mengacu pada penyesuaian terhadap dampak perubahan iklim saat ini dan masa depan. Sementara mitigasi adalah tindakan yang diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca juga:

Sejauh ini, mitigasi iklim telah menjadi fokus utama pemerintah, perusahaan, dan lembaga keuangan.

Temuan tersebut berdasarkan penilaian AIGCC terhadap rencana adaptasi sembilan kawasan, di antaranya adalah China, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Berdasarkan laporan tersebut, seperti dikutip dari Business Times, Selasa (11/3/2025) investor di Asia ingin melihat kerangka kebijakan baru dan kemitraan multipihak dalam membangun ketahanan terhadap perubahan iklim.

Misalnya investasi untuk adaptasi iklim, investor perlu mengukur implikasi finansial dari risiko fisik terhadap aset dan operasi mereka, termasuk dampak tidak langsung melalui paparan rantai nilai.

Namun, data dan metode yang ada untuk melakukannya masih kurang kredibel atau konsisten untuk pengambilan keputusan.

Hal tersebut akhirnya membuat investor swasta beranggapan bahwa investasi tidak memenuhi profil risiko imbal hasil mereka.

Mereka lebih sering harus berhadapan dengan arus kas rendah, kurangnya arah kebijakan strategis, ketidakpastian seputar kebutuhan pembiayaan, dan kepercayaan investor yang buruk terhadap transparansi dan prediktabilitas modal.

Hal yang Perlu Dilakukan

Agar investor dapat menganalisis risiko fisik terhadap aset yang mereka miliki, pemerintah harus mewajibkan pengungkapan iklim dan memastikan bahwa kerangka kerja pengungkapan menyajikan informasi yang berguna bagi investor untuk pengambilan keputusan.

Namun, laporan tersebut mencatat pula bahwa penerapan pengungkapan risiko iklim wajib yang selaras dengan standar internasional masih belum konsisten di seluruh kawasan.

Misalnya, hanya Hong Kong dan Singapura yang telah mengumumkan jadwal yang jelas untuk pengungkapan yang sejalan dengan Dewan Standar Keberlanjutan Internasional.

Mengingat dampak perubahan iklim melintasi batas negara, laporan juga mengatakan ada kebutuhan untuk mengintegrasikan aspek antarwilayah ke dalam penilaian risiko iklim nasional dan rencana adaptasi.

Baca juga:

Ini akan membantu mengarahkan sumber daya untuk mengurangi risiko lintas batas, dan membangun ketahanan sistemik terhadap perubahan iklim secara global.

Lebih lanjut, laporan tersebut juga menemukan bahwa sebagian besar wilayah belum menetapkan jalur dan mekanisme pembiayaan untuk memobilisasi modal swasta dalam perencanaan adaptasi.

Selain itu, mekanisme pembiayaan yang terperinci, jalur peluang proyek yang dapat diinvestasikan, dan peta jalan yang menjabarkan cara untuk berkolaborasi dengan pemodal belum dikembangkan secara memadai.

Di antara sembilan pasar, hanya Indonesia dan China yang telah mulai menguraikan rencana aksi dan menerapkan inisiatif percontohan untuk memfasilitasi keterlibatan dan pendanaan sektor swasta dalam perencanaan adaptasi.

Laporan tersebut mengatakan bahwa rencana adaptasi nasional yang terperinci harus mencakup strategi pembiayaan, serta penggambaran yang jelas tentang peran dan strategi keterlibatan investor di berbagai tahap perencanaan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Spesies Cecak Ini Diberi Nama Pecel Madiun, Kenalkan Kuliner Nusantara Lewat Sains

Spesies Cecak Ini Diberi Nama Pecel Madiun, Kenalkan Kuliner Nusantara Lewat Sains

LSM/Figur
Dedi Mulyadi Serukan Tobat Ekologis untuk Setop Bencana di Jawa Barat

Dedi Mulyadi Serukan Tobat Ekologis untuk Setop Bencana di Jawa Barat

Pemerintah
Tekan Polusi Udara dari Kawasan Industri, Pemerintah Uji Emisi Kendaraan Besar

Tekan Polusi Udara dari Kawasan Industri, Pemerintah Uji Emisi Kendaraan Besar

Pemerintah
Pemilik Kendaraan Tak Lolos Uji Emisi Bisa Kena Sanksi Pidana

Pemilik Kendaraan Tak Lolos Uji Emisi Bisa Kena Sanksi Pidana

Pemerintah
Kementerian LH Bakal Telusuri Kota Tanpa TPA tapi Wilayahnya Bersih

Kementerian LH Bakal Telusuri Kota Tanpa TPA tapi Wilayahnya Bersih

Pemerintah
Setengah Emisi CO2 Dunia Berasal dari 36 Perusahaan Bahan Bakar Fosil

Setengah Emisi CO2 Dunia Berasal dari 36 Perusahaan Bahan Bakar Fosil

Pemerintah
BRIN Kembangkan Teknologi Bioreaktor Berbasis Mikroalga

BRIN Kembangkan Teknologi Bioreaktor Berbasis Mikroalga

Pemerintah
Kementerian ESDM Susun Direktorat Baru untuk Percepat Transisi Energi

Kementerian ESDM Susun Direktorat Baru untuk Percepat Transisi Energi

Pemerintah
Mentari dan Pemprov NTT Rilis RUED Inklusif, Langkah Nyata Transisi Energi Bersih

Mentari dan Pemprov NTT Rilis RUED Inklusif, Langkah Nyata Transisi Energi Bersih

Pemerintah
Pasca-COP16, Pemerintah Perkuat Pendanaan Keanekaragaman Hayati

Pasca-COP16, Pemerintah Perkuat Pendanaan Keanekaragaman Hayati

Pemerintah
Kurangnya Rencana Adaptasi Iklim Asia Hambat Investasi Swasta

Kurangnya Rencana Adaptasi Iklim Asia Hambat Investasi Swasta

Swasta
Punya Potensi Tangkap Karbon, Mikroalga Dikembangkan di RI

Punya Potensi Tangkap Karbon, Mikroalga Dikembangkan di RI

Pemerintah
Masyarakat Terpapar Mikroplastik akibat TPA 'Open Dumping'

Masyarakat Terpapar Mikroplastik akibat TPA "Open Dumping"

Pemerintah
FWI: Ribuan Hektar Hutan di 3 DAS Rusak, Picu Banjir Bandang

FWI: Ribuan Hektar Hutan di 3 DAS Rusak, Picu Banjir Bandang

Pemerintah
Lubang Ozon di Antarktika Mulai Pulih, Bukti Upaya Global Berhasil

Lubang Ozon di Antarktika Mulai Pulih, Bukti Upaya Global Berhasil

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau