Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNESCO Validasi Ulang Status "Geopark" 2 Gunung di NTB

Kompas.com, 15 Maret 2025, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB atau UNESCO akan melakukan proses penilaian ulang status taman bumi atau geopark terhadap dua gunung di Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun ini.

Ahli Kebumian Geopark Rinjani Lombok Meliawati mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan untuk mengikuti validasi UNESCO.

"Sejak akhir 2024, kami telah mengirimkan executive summary berisi ringkasan informasi penting tentang Rinjani kepada UNESCO," ujar Meliawati di Mataram, Jumat (14/3/2025), sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Dermaga Baru di Geopark Merangin Dibangun agar Wisatawan Tak Lagi Loncat ke Perahu

UNESCO kemudian memeriksa laporan terkini yang mencakup kegiatan yang dilakukan sejak Rinjani kembali ditetapkan sebagai global geopark pada 2022 hingga 2025.

Meliawati menuturkan, dalam laporan tersebut, tim UNESCO memberikan lima rekomendasi yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah maupun tim geopark.

Di antara rekomendasi tersebut yakni peningkatan visibilitas melalui penyediaan papan informasi atau tanda yang menunjukkan pengunjung berada di area geopark; menggunakan tiga bahasa (Indonesia, daerah, dan Inggris); serta peningkatan jalan, jaringan listrik, air, hingga manajemen sampah.

Adapun secara kelembagaan, Geopark Rinjani diminta mendukung pemberdayaan perempuan, seperti di Sembalun yang berada di Lombok Timur dan Senaru yang terletak di Lombok Utara.

Baca juga: Geopark Kebumen Dinobatkan Jadi Geopark Nasional Terbaik

UNESCO juga meminta pemerintah mengembangkan infrastruktur untuk pengelolaan pengunjung, seperti pusat informasi di luar Museum NTB terutama dua geosite, yakni Sembalun dan Gili Trawangan.

"Rekomendasi lainnya adalah, pemda diminta mengeksplorasi manajemen pariwisata di kawasan gili agar lebih berkelanjutan," ujar Meliawati.

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menegaskan, pemerintah daerah siap mempertahankan status geopark Gunung Rinjani dan Gunung Tambora.

Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) NTB diminta untuk segera menyelesaikan administrasi tim pengurus geopark dan berfungsi sebagai garda terdepan dalam mempertahankan status dua gunung terbesar di NTB tersebut.

"Mohon teman-teman dibantu untuk persiapan dokumen-dokumen sebagai syarat validasi," ujar Iqbal.

Baca juga: Jejak Zaman Purba di Geopark Galunggung, Wisata Baru di Tasikmalaya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau