Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2025, 14:30 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Masyarakat dilibatkan dalam menjaga daerah resapan air serta mendapat edukasi mengenai pentingnya kualitas air tanah.

"Keterlibatan masyarakat sangat penting. Bahkan tindakan sederhana, seperti tidak membuang sampah sembarangan bisa berdampak besar," kata Heru.

Sementara itu, akademisi berkontribusi dalam penelitian, pemetaan daerah resapan air, dan solusi berbasis data ilmiah.

Pelaku bisnis juga memiliki peran besar, terutama perusahaan yang bergantung pada sumber daya air.

Baca juga: Serunya Memacu Adrenalin di River Tubing Pusur Adventure Klaten

AQUA menjadi salah satu yang aktif dalam konservasi air di Sub DAS Pusur. Sejak 2012, perusahaan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan melalui Pusur Institute, forum yang menghubungkan pemerintah daerah, akademisi, LSM, kelompok petani, relawan, dan masyarakat.

Adapun program konservasi yang dilakukan mencakup hulu, tengah, dan hilir untuk menjaga ekosistem air tetap lestari.

Di wilayah hulu, AQUA bersama Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) telah menanam lebih dari 141.000 pohon di Desa Sumbung, termasuk mahoni, suren, sengon, cengkih, durian, dan kakao. Penanaman ini berfungsi menjaga keberlanjutan air tanah sekaligus mendukung kelestarian ekosistem.

AQUA juga membudidayakan 1.500 bibit kopi di Desa Sangup dan 2.000 bibit kopi di Desa Mriyan, Boyolali. Selain membantu konservasi, tanaman ini juga meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

"Kami juga menjalankan program pertanian regeneratif dengan mendorong petani mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan. Hal ini penting untuk memastikan air tanah tetap bersih dan produktivitas pertanian tetap tinggi," terang Stakeholder Relation Manager AQUA Klaten Rama Zakaria.

Baca juga: Kotoran Sapi Jadi Energi, Sungai Tak Lagi Tercemari

Selain itu, melalui program Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL), petani di kawasan hulu yang aktif menjaga kelestarian lingkungan mendapatkan insentif.

"PJL ini menjadi model insentif bagi masyarakat hulu yang menjaga kelestarian sumber daya air. Kami menghubungkan mereka dengan pengguna air di hilir sehingga ada keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan," tambah Rama.

Di wilayah tengah, AQUA mengembangkan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) seluas 4,6 hektare. Taman ini menjadi kawasan lindung bagi flora dan fauna endemik serta lokasi rumah sumber air AQUA.

Saat ini, Taman Kehati memiliki lebih dari 200 spesies tanaman dengan populasi mencapai 1.000 tanaman. Selain menjaga keseimbangan ekosistem, taman ini juga menjadi pusat edukasi lingkungan.

"Kami mengelola Taman Kehati sebagai laboratorium hidup atau 'living library', tempat masyarakat dan akademisi dapat belajar tentang ekosistem yang sehat dan bagaimana hubungannya dengan pelestarian air di Sub DAS Pusur," jelas Rama.

Baca juga: Cerita di Balik Tubing Sungai Pusur...

Selain itu, AQUA juga mendukung budidaya perikanan dan pertanian berkelanjutan. Salah satunya adalah pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas bagi petani di wilayah tengah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau