Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Elektronik Ini Targetkan Pakai 35 Persen Bahan Daur Ulang pada 2030

Kompas.com - 05/04/2025, 18:08 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com-Electrolux Group mengumumkan target penting dalam laporan keberlanjutan terbaru mereka.

Mereka akan meningkatkan persentase baja dan plastik daur ulang yang digunakan dalam produk mereka hingga 35 persen pada tahun 2030.

Ini berarti mereka berencana untuk mengganti sebagian besar bahan baku baru dengan bahan daur ulang.

Target baru ini menggandakan jumlah material daur ulang yang dipakai sebelumnya sekaligus menetapkan standar anyar dalam industri manufaktur yang berkelanjutan.

"Sebagai pemimpin keberlanjutan, kami akan terus mendorong diri sendiri dan industri untuk mengadopsi komitmen keberlanjutan yang lebih berani," kata Elena Breda, Chief Technology & Sustainability Officer di Electrolux Group.

Baca juga: Daur Ulang Plastik di Asia Tenggara Berbiaya Tinggi, Tergantung Limbah Impor

"Saya sangat bangga bahwa kami telah menetapkan target sebagai yang pertama di industri. Ini akan membantu kami mendorong agenda sirkularitas perusahaan melalui peningkatan penggunaan baja dan plastik daur ulang dalam produk kami," paparnya.

Seperti diberitakan di Sustainability Magazine, Rabu (2/4/2025) target baru ini menggantikan komitmen Electrolux Group sebelumnya untuk fokus hanya pada plastik daur ulang.

Kini, target mencakup dua bahan yang paling banyak digunakan oleh perusahaan berdasarkan beratnya yakni baja dan plastik.

Setelah baja juga dimasukkan, bahan-bahan yang ditargetkan ini mencakup lebih dari 40 persen dari total bahan yang dibeli oleh grup, yang mana sekitar tiga kali lipat dari target sebelumnya.

Selain itu, total berat baja dan plastik daur ulang yang tercakup dalam target baru ini melebihi target plastik daur ulang sebelumnya.

Electrolux Group sendiri berkomitmen membantu konsumen mengurangi dampak lingkungan mereka dengan terus berinovasi dalam desain produk hemat energi.

Pada tahun 2024, sebanyak 24 persen dari total unit yang terjual dan 33 persen dari laba kotor berasal dari produk-produknya yang paling hemat sumber daya.

Contohnya, beberapa mesin cuci terbaru di Eropa melebihi label energi A teratas hingga 60 persen.

Kemudian, pembersih Udara Electrolux Pure 900 Humidifier mengoptimalkan penggunaan energi, mengonsumsi energi 53 persen lebih sedikit dalam mode pintar dengan menyesuaikan kecepatan kipas berdasarkan kualitas udara.

Baca juga: Mengapa Daur Ulang Barang Elektronik Penting Dilakukan?

Selain manufaktur, Electrolux Group tetap berkomitmen pada pendidikan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.

Melalui inisiatif Food Heroes dari Electrolux Food Foundation, perusahaan telah melibatkan 81.000 anak di seluruh dunia dalam program makan berkelanjutan, yang menginspirasi generasi mendatang untuk membuat pilihan yang lebih sadar lingkungan.

Lebih lanjut, komitmen Electrolux Group dalam keberlanjutan juga telah mendapatkan pengakuan global yang signifikan.

Perusahaan menerima peringkat EcoVadis Gold, yang menempatkannya di antara 5 persen teratas dari lebih dari 70.000 perusahaan di seluruh dunia untuk kinerja keberlanjutan.

Kini dengan target penggunaan 35 persen bahan daur ulang, perusahaan ini pun akan membentuk masa depan yang lebih sirkular dan hemat energi untuk peralatan rumah tangga di seluruh dunia.

sumber https://sustainabilitymag.com/articles/electrolux-targets-35-recycled-materials-by-2030

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Anagata Textile Produksi Seragam Medis Antivirus yang Ramah Lingkungan
Anagata Textile Produksi Seragam Medis Antivirus yang Ramah Lingkungan
Swasta
Pesut Mahakam Tinggal 62 Ekor, Menteri LH Sesalkan Penyelamatan Dipelopori Asing
Pesut Mahakam Tinggal 62 Ekor, Menteri LH Sesalkan Penyelamatan Dipelopori Asing
Pemerintah
Menteri LH: Jakarta Belum Serius Tangani Sampah, Limbah 8.000 Ton Masuk Bantargebang
Menteri LH: Jakarta Belum Serius Tangani Sampah, Limbah 8.000 Ton Masuk Bantargebang
Pemerintah
KLH Serahkan NDC Kedua, Targetkan Penurunan Emisi Lebih Ambisius
KLH Serahkan NDC Kedua, Targetkan Penurunan Emisi Lebih Ambisius
Pemerintah
Indonesia Jajaki Penggunaan Reaktor Nuklir Modular untuk Pasok Listrik di Wilayah Timur
Indonesia Jajaki Penggunaan Reaktor Nuklir Modular untuk Pasok Listrik di Wilayah Timur
Pemerintah
Serangga Penyerbuk Tanzania Siap Dongkrak Produktivitas Sawit Indonesia pada 2027
Serangga Penyerbuk Tanzania Siap Dongkrak Produktivitas Sawit Indonesia pada 2027
Swasta
IEA: Tak Ada Transisi Energi Tanpa Transmisi yang Andal
IEA: Tak Ada Transisi Energi Tanpa Transmisi yang Andal
Pemerintah
Presiden Prabowo Berpeluang Jadikan Indonesia Pemimpin Transisi Energi lewat Program 100 GW Surya
Presiden Prabowo Berpeluang Jadikan Indonesia Pemimpin Transisi Energi lewat Program 100 GW Surya
LSM/Figur
SIEW 2025: IEA Dorong Hilirisasi Mineral Kritis untuk Perkuat Ketahanan Energi
SIEW 2025: IEA Dorong Hilirisasi Mineral Kritis untuk Perkuat Ketahanan Energi
Pemerintah
Industri Karet di Kalbar Bertahan dari Krisis Iklim dan Kepungan Sawit
Industri Karet di Kalbar Bertahan dari Krisis Iklim dan Kepungan Sawit
LSM/Figur
SIEW 2025: Singapura Kaji Serius Pemanfaatan Reaktor Nuklir Kecil untuk Pembangkit Listrik
SIEW 2025: Singapura Kaji Serius Pemanfaatan Reaktor Nuklir Kecil untuk Pembangkit Listrik
Pemerintah
GBC Indonesia Perkuat Kolaborasi Industri untuk Mewujudkan Konstruksi Hijau dan Rendah Karbon
GBC Indonesia Perkuat Kolaborasi Industri untuk Mewujudkan Konstruksi Hijau dan Rendah Karbon
Swasta
Kemenhut Segel Tambang Emas Ilegal di Sekitar Mandalika
Kemenhut Segel Tambang Emas Ilegal di Sekitar Mandalika
Pemerintah
BMKG Peringatkan, Hujan Lebat Landa Sejumlah Daerah Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan, Hujan Lebat Landa Sejumlah Daerah Sepekan ke Depan
Pemerintah
Koperasi Jadi Harapan Baru Petani Karet di Kalbar di Tengah Lesunya Produksi
Koperasi Jadi Harapan Baru Petani Karet di Kalbar di Tengah Lesunya Produksi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau