Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Earth AI, Kini Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Eksplorasi Mineral Kritis

Kompas.com - 14/04/2025, 18:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Seiring semakin luas dan besarnya skala ekonomi energi bersih, menemukan mineral dan logam yang menjadi bahan baku utama untuk teknologi-teknologi energi bersih seperti lithium, kobalt, nikel menjadi semakin penting dan mendesak.

Namun, menemukan sumber logam tersebut bukan hal yang mudah.

Secara historis, pencariannya memerlukan melalui proses yang sulit, dari menemukan lokaso stok hingga mengeluarkannya dari dalam tanah.

Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memenuhi kebutuhan itu.

Dikutip dari CNBC, Senin (14/4/2025), AI memiliki potensi untuk mengatasi tantangan dalam menemukan dan mengeksploitasi sumber daya mineral dan logam yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi energi bersih.

Baca juga: Tren AI Global Gandakan Permintaan Listrik Pusat Data pada 2030

Startup bernama Earth AI menjadi salah satu perusahaan yang menyediakan jasa untuk mempercepat proses penemuan dan penyediaan logam-logam berharga untuk ekonomi bersih ke pasar secepat mungkin.

Earth AI menggabungkan perangkat lunak penemuan mineral yang didukung AI dengan teknologi pengeboran yang mereka miliki sendiri (proprietary), yang kemungkinan lebih efisien atau inovatif dibandingkan metode konvensional.

Data yang digunakan oleh Earth AI dalam perangkat lunak AI mereka mencakup informasi geologis dan eksplorasi selama 50 tahun terakhir.

Ini menunjukkan bahwa mereka memanfaatkan sejumlah besar data historis untuk melatih algoritma AI mereka dan meningkatkan akurasi dalam mengidentifikasi potensi deposit mineral baru.

"Kami melatih AI untuk belajar dari pengalaman, baik kegagalan maupun keberhasilan, yang dialami oleh ratusan ahli geologi selama puluhan tahun dalam melakukan eksplorasi mineral di masa lalu untuk membuat prediksi yang jauh lebih baik tentang lokasi yang potensial untuk menemukan deposit logam di masa depan," kata Roman Teslyuk, CEO Earth AI.

Ketika sistem menemukan apa yang menurutnya adalah deposit logam, Earth AI dapat melakukan pengeboran untuk memverifikasinya hanya dalam lubang seukuran bola tenis.

Teslyuk mengatakan bahwa menggunakan proses penambangan ini membutuhkan setengah biaya dan sebagian kecil dari waktu yang dibutuhkan sebelumnya.

Baca juga: Perkembangan AI: Solusi atau Justru Memperparah Krisis Iklim?

Potensi ekonomi dari penemuan deposit sangat menjanjikan.

Menurut data dari Mining Data Online, pendapatan tahunan individual dari sebuah tambang yang berhasil ditemukan dan dikembangkan dapat berkisar antara 50 juta hingga 3 miliar dollar AS.

Teslyuk menekankan potensi luar biasa dari deposit logam yang mereka temukan melalui teknologi AI dan pengeboran presisi.

"Kami melakukan pengeboran hingga kedalaman 610 meter dan mengambil sampel batuan yang belum pernah terpapar cahaya matahari sebelumnya," kata Teslyuk.

"Logam-logam yang terkandung dalam batuan tersebut memiliki potensi untuk digunakan dalam pembuatan ratusan juta mobil listrik. Logam-logam itu dapat membantu mengubah jaringan listrik kita menjadi berbasis energi terbarukan, membebaskan dari ketergantungan pada hidrokarbon," tambahnya.

Earth AI tidak fokus pada area yang sudah memiliki aktivitas pertambangan atau deposit yang sudah diketahui melainkan melakukan pencarian di area yang sebelumnya belum diketahui secara intensif dan berpotensi mengandung deposit mineral berharga.

Informasi atau data yang didapat kemudian ditawarkan kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.

Baca juga: MIND ID Bersiap Perluas Ekspor Mineral Imbas Lonjakan Tarif Impor AS

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau