Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 29 April 2025, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kelompok aktivis iklim yang berbasis di Inggris, Just Stop Oil, menggelar aksi demonstrasi terakhirnya di Inggris pada Sabtu (26/4/2025).

Aksi tersebut menandai berakhirnya tiga tahun masa-masa demonstrasi kontroversial yang dilakukan oleh kelompok tersebut untuk menyedot perhatian publik guna menyerukan penghentian bahan bakar fosil.

Pada Sabtu, beberapa ratus orang mengikuti demonstrasi damai tersebut dengan berjalan kaki di pusat kota London, dari gedung parlemen Inggris ke kantor pusat raksasa minyak dan gas Shell.

Baca juga: Sempat Sirap Sup ke Lukisan van Gogh, Just Stop Oil Umumkan Setop Aksi Langsung

Di kantor pusat raksasa minyak dan gas Shell, kelompok tersebut melepas rompi oranye mereka yang ikonik, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Selama beberapa tahun terakhir, Just Stop Oil berkampanye agar Inggris mengakhiri ekstraksi minyak dan gas pada 2030.

Sebelumnya, pada Maret, kelompok tersebut mengumumkan akan menghentikan aksi langsungnya.

Aksi langsung tersebut mereka hentikan dengan alasan telah mencapai tujuan awalnya untuk menghentikan Inggris menyetujui proyek minyak dan gas baru.

Baca juga: Negara-negara Pasifik Desak G20 Buat Rencana Iklim Lebih Ambisius

Aksi langsung

Just Stop Oil juga telah menjadi salah satu kelompok aktivis iklim paling terkenal di negara itu.

Kelompok tersebut terkenal karena aksi-aksinya yang kontroversial, salah satu tindakannya yang menyita perhatian internasional adalah menyirap sup ke lukisan Vincent van Gogh yang bernilai tinggi.

Sejak didirikan pada 2022, lebih dari 3.000 pengunjuk rasa Just Stop Oil telah ditangkap. 

11 dari mereka saat ini masih berada di penjara, termasuk salah satu pendirinya, Roger Hallam. Lima orang lagi akan dijatuhi hukuman pada Mei.

Selama bertahun-tahun, aksi-aksi yang mereka lancarkan menuai kecaman dari politikus, polisi, dan sebagian masyarakat.

Namun, kelompok tersebut mengeklaim kemenangan setelah Partai Buruh Inggris yang memegang tampuk pemerintahan menghentikan lisensi eksplorasi minyak dan gas baru di Laut Utara.

Baca juga: Kanada Hentikan Sementara Kewajiban Pelaporan Iklim

Juru bicara Just Stop Oil Mel Carrington menyampaikan, tindakan-tindakan mereka sangat efektif untuk menarik perhatian pers.

Di sisi lain, terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) telah membuat pekerjaan mereka lebih sulit.

"Penindasan memang membuat mobilisasi menjadi lebih sulit, dan lingkungan eksternal telah berubah," kata Carrington kepada kantor berita AFP.

Kendati demikian, Just Stop Oil masih belum secara gamblang memaparkan strategi masa depannya.

Namun Carrington berujar, kelompok tersebut akan terus menyuarakan kebenaran di pengadilan, membela tahanan politik, dan menentang undang-undang antiprotes Inggris yang represif.

"Di balik layar, kami bekerja sama dengan kelompok (yang serupa) lainnya untuk mengembangkan strategi untuk apa yang akan terjadi selanjutnya," papar Carrington.

Baca juga: Produsen Energi Fosil Sebabkan Kerugian Ekonomi Paling Besar akibat Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IESR: Revisi Perpres 112 Tahun 2022 Ancam Target Transisi Energi
IESR: Revisi Perpres 112 Tahun 2022 Ancam Target Transisi Energi
LSM/Figur
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
Pemerintah
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
LSM/Figur
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau