KOMPAS.com - Para guru tingkat sekolah dasar (SD) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan mendapat pelatihan penggunaan pendamping buku ajar tentang gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Aula Kantor Kecamatan Air Sugihan, Selasa (24/4/2025).
Pelatihan tersebut digelar oleh Belantara Foundation dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas guru tentang gajah sumatera beserta habitatnya.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu fokus dari program Living in Harmony yang diinisiasi Belantara Foundation dan telah berjalan sejak 2022.
Baca juga: Gajah Bisa Jadi Kunci Selamatkan Planet dari Dampak Perubahan Iklim
Program itu bertujuan untuk mendorong hidup berdampingan atau koeksistensi, serta terwujudnya harmonisasi antara manusia dengan gajah liar yang hidup di ekosistem yang sama di Lanskap Padang Sugihan, Kabupaten OKI.
Selain itu, program tersebut memberikan penguatan penyadartahuan dan edukasi kepada anak-anak usia dini mengenai pelestarian gajah beserta habitatnya.
Dolly menuturkan, buku berjudul Mengenal Gajah Sumatra ini ditulis sebagai upaya untuk mengajak anak-anak sejak usia dini, yang masih duduk di bangku sekolah tingkat dasar, untuk lebih mengenal gajah sumatera dan habitatnya.
"Dengan cara yang informatif dan mudah dipahami, buku ini membahas karakteristik, habitat, perilaku, sejarah, serta peran penting gajah sumatra di alam, terutama di Lanskap Padang Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan," kata Dolly dikutip dari siaran pers, Kamis (24/4/2025).
Baca juga: Mitigasi Konflik Manusia-Gajah, Belantara Foundation Dirikan Pos Pantau di OKI
Buku ini dirancang untuk memperkaya pengetahuan yang dikemas sebagai Buku Pendamping Teks Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Berbasis Lingkungan yang diperuntukkan bagi siswa SD dan Madrasah Ibtidaiyah.
Selain itu, buku ini juga mengajak para siswa untuk mengembangkan pengetahuannya tentang gajah sumatera melalui lembar-lembar aktivitas.
Lembar-lembar aktivitas ini dapat digunakan sebagai alat ukur pemahaman siswa selama kegiatan belajar.
Untuk mengajak para siswa melihat kehidupan nyata gajah sumatera di alam, buku ini juga diperkaya dengan galeri potret kehidupan gajah sumatera saat ini.
Baca juga: 350 Gajah di Botswana Mati Diduga karena Keracunan Ganggang Biru-Hijau
"Buku ini sangat cocok bagi para pelajar sekolah tingkat dasar dan masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dalam tentang kehidupan gajah di Pulau Sumatra," ujar Dolly, yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.
Plh Kepala Seksi KSDAE dan Perubahan Iklim Dinas Kehutanan Sumatera Selatan Silvan A Rahmana menyampaikan, pendidikan terkait satwa, tumbuhan, dan lingkungan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dan nilai-nilai lokal.
Pendidikan kepada anak-anak sejak duduk di sekolah dasar diharapkan dapat mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang di masyarakat.
Oleh karena itu, pengenalan gajah sumatra beserta habitatnya melalui buku pengayaan berbasis lingkungan merupakan salah satu bagian penting dari upaya mempertahankan kearifan lokal.
Hal tersebut sekaligus mempersiapkan generasi muda agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan konservasi, khususnya gajah sumatera dan habitat alaminya.
Baca juga: Zimbabwe dan Namibia Buru Ratusan Gajah untuk Warganya yang Kelaparan
"Hal ini merupakan salah satu langkah penting dalam upaya penguatan penyadartahuan dan edukasi tentang gajah sumatra pada anak-anak sejak usia dini," jelas Silvan.
Kepala SD Negeri 1 Desa Srijaya Baru Cak Mudilah menyampaikan terima kasih atas program dari Belantara Foundation bersama para mitranya.
Kegiatan tersebut, ujarnya, menambah literasi dan pengetahuan siswa tentang gajah sumatera dan habitatnya terutama yang ada di sekitar mereka.
Buku tersebut diharapkan dapat memudahkan siswa dalam mengingat pembelajaran, serta memudahkan para guru mengukur pemahaman siswa selama kegiatan belajar.
"Harapannya, akan tumbuh rasa cinta dan sayang terhadap gajah sumatera, sehingga akhirnya gajah sumatera dapat diterima sebagai bagian dari kehidupan mereka dalam sebuah ekosistem yang harmonis dan berkelanjutan," papar Mudilah.
Baca juga: Ancam Habitat Gajah Sumatera, Izin Perusahaan di Bentang Alam Seblat Didesak Dicabut
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya