Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Dana Iklim Capai 1,3 Triliun Dollar AS per Tahun pada 2030

Kompas.com - 09/05/2025, 07:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dana tahunan untuk proyek adaptasi dan ketahanan iklim diperkirakan dapat mencapai 500 miliar dollar AS hingga 1,3 triliun dollar AS pada tahun 2030.

Jumlah tersebut juga diperkirakan masih bisa melonjak di tengah memburuknya peristiwa cuaca ekstrem.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah studi The Private Equity Opportunity in Climate Adaptation and Resilience dari Boston Consulting Group dan Temasek.

Mengutip Business Times, Kamis (8/5/2025), menurut laporan tersebut meningkatnya kebutuhan akan pembiayaan iklim terlihat jelas mengingat kini 87 persen negara memiliki setidaknya satu kebijakan, strategi, atau rencana adaptasi iklim tingkat nasional.

Namun, meski pengeluaran diproyeksikan meningkat, pengeluaran global untuk proyek iklim saat ini masih jauh dari angka proyeksi yakni sekitar 76 miliar dollar AS per tahun, yang sebagian besar berasal dari sumber publik.

Baca juga: Kota-Kota Dunia Perlu Investasi 86 Miliar Dollar AS untuk Proyek Iklim

"Untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat pada 2030, investasi swasta diperlukan untuk mengisi kesenjangan tersebut," tulis penulis laporan.

Sementara untuk proyek iklim diperkirakan akan berkisar dari pertahanan banjir dan perlindungan kebakaran hutan hingga kecerdasan iklim dan teknologi efisiensi air.

Tarik Investor Swasta

Laporan juga mengidentifikasi faktor yang dapat membantu para investor ekuitas swasta menentukan proyek-proyek yang paling menjanjikan, dan menilai daya tarik proyek-proyek tersebut baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah untuk menarik investor swasta

Menurut laporan, proyek-proyek yang telah berhasil menarik banyak investasi tetapi memberikan indikasi potensi lemah di masa depan termasuk manajemen jaringan listrik pintar dan pertanian presisi.

Kemudian, meskipun proyek-proyek di bidang desain bangunan tahan iklim dan pemanenan air memiliki prospek masa depan yang bagus, mereka belum menarik banyak investasi dibandingkan dengan proyek-proyek yang disebutkan sebelumnya.

Baca juga: Kurangnya Rencana Adaptasi Iklim Asia Hambat Investasi Swasta

Lebih lanjut, meskipun suatu proyek atau solusi mungkin tampak ramah lingkungan atau berkelanjutan, penulis laporan mengingatkan pula bahwa para investor perlu berhati-hati karena mungkin ada dampak negatif atau konflik tersembunyi dalam hasil lingkungannya.

Sebagai contoh, pembuatan beton dan baja, kendati memainkan peran penting dalam memperkuat aset infrastruktur terhadap cuaca ekstrem, namun produksinya mengonsumsi sejumlah besar energi dan karbon.

Laporan juga menyarankan bahwa investasi pada material konstruksi yang lebih berkelanjutan seperti beton rendah karbon dan baja hijau akan memberikan keuntungan finansial yang lebih besar bagi para investor dalam jangka panjang.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau