Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Nasional di Kenya Berbenah di Tengah Ancaman Perubahan Iklim

Kompas.com, 26 Mei 2025, 20:17 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Earth.Org

Pemandu utama mereka, Mohammed, berbicara setiap hari dengan mitra konservasi untuk memastikan kesehatan dan stabilitas flora dan fauna taman.

Itu semua adalah bagian dari gambaran yang lebih besar: menjaga Meru tetap liar sambil beradaptasi dengan tekanan iklim yang tidak lagi berperilaku seperti dulu.

Terlebih lagi, Elewana Collection mengutamakan keberlanjutan dalam semua praktik pariwisata mereka—dari panel surya hingga pengurangan penggunaan bahan bakar, hingga kemitraan yang secara langsung menguntungkan masyarakat lokal dan pemantauan berkelanjutan terhadap jejak pariwisata di wilayah tersebut.

Pendidikan Iklim

Masa depan Meru tidak hanya bergantung pada perlindungan satwa liar agar tangguh terhadap iklim, tetapi juga pada masyarakat setempat.

Jika keluarga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar — seperti makanan, air bersih, atau pendidikan — akan jauh lebih sulit untuk mengharapkan mereka memprioritaskan tindakan sebagai penjaga alam. Itulah sebabnya model konservasi di sini berfokus pada lahan dan manusia secara setara.

Di Oregate Primary School, mitra terdekat yang didukung oleh Land & Life Foundation, berbagai upaya difokuskan untuk membantu siswa tetap bersekolah. Beasiswa, meja, seragam, dan perlengkapan sekolah dapat terlaksana berkat sumbangan tamu dan dukungan langsung dari pihak pengelola.

Pendidikan merupakan landasan ketahanan, dan tim memperlakukannya dengan urgensi yang sama seperti perlindungan habitat, memandang upaya pendanaan ini sebagai hal yang terpenting, bukan pemberian bantuan satu kali.

Pendekatan yang sama juga diterapkan dalam pendidikan iklim. Setiap tahun, Grace dan stafnya menyelenggarakan sesi dengan masyarakat sekitar untuk membicarakan tentang bagaimana perubahan iklim memengaruhi kehidupan mereka.

Baca juga: Perubahan Iklim Ubah Laguna Pesisir Jadi Lebih Asin, Restorasi Jadi Solusi

Percakapan ini menyentuh tentang curah hujan, pertanian, penggembalaan, dan kesiapsiagaan kekeringan — topik yang dulunya terasa jauh, tetapi kini menjadi pusat kehidupan sehari-hari.

Dialog ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan menginspirasi keterlibatan kaum muda dalam konservasi dan ekowisata, membantu menginspirasi generasi berikutnya untuk membangun karier di sektor ini.

Meru berkembang pesat karena orang-orang berkolaborasi secara efektif, penjaga hutan, pemandu, pelestari lingkungan, dan masyarakat yang bersatu dalam misi bersama. Taman ini mewujudkan apa yang dapat dicapai melalui perlindungan yang digerakkan oleh kemitraan.

Warisan Meru dibangun di atas pundak para pelopor. Orang-orang seperti George dan Joy Adamson, yang menunjukkan kepada dunia bahwa hewan buruan seharusnya berada di alam liar, bukan di balik jeruji atau sebagai piala yang dipajang di dinding.

Saat ini, semangat yang sama tetap hidup melalui kerja orang-orang seperti Grace dan tim yang lebih luas yang menganggap Meru sebagai milik mereka.

Meskipun tantangan saat ini berbeda, namun semuanya memiliki makna yang sama.

Perubahan iklim secara keseluruhan tidak dapat diatasi dengan satu perbaikan yang serupa dengan apa yang telah dialami taman tersebut sepanjang masa hidupnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
Pemerintah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
LSM/Figur
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
Swasta
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Swasta
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
LSM/Figur
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
LSM/Figur
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
LSM/Figur
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Pemerintah
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
Pemerintah
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
LSM/Figur
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
LSM/Figur
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
LSM/Figur
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Pemerintah
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
LSM/Figur
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau