Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pastikan Kampung Nelayan Merah Putih Utamakan Keberlanjutan

Kompas.com - 17/06/2025, 07:30 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih atau KNMP mengedepankan aspek keberlanjutan.

Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto Darwin, mengatakan rencananya akan dibangun 1.100 KNMP hingga 2027.

Kampung Nelayan Merah Putih ini bukan sebatas proyek membangun, tetapi bagaimana memastikan pembangunan yang dilakukan menghasilkan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat,” ungkap Doni dalam acara Morning Sea di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2025).

Sementara ini, pihaknya telah menerima 910 proposal pengajuan untuk dijadikan lokasi pelaksanaan program KNMP. Ratusan proposal itu tengah dikurasi guna mengetahui besarnya potensi, penerimaan masyarakat, hingga status lahan yang diusulkan menjadi lokasi pembangunan KNMP.

Baca juga: KKP Bersiap Bangun 100 Kampung Nelayan Merah Putih Tahun Ini

“Program pembangunan kampung nelayan yang keberhasilannya telah teruji di Biak, Papua. Ini bertujuan menghadirkan kemandirian masyarakat pesisir, peningkatan produktivitas, serta kesejahtaraan,” ucap Doni.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya KKP, Trian Yunanda, menyampaikan pihaknya akan memilih 100 kampung pertama untuk dibangun pada 2025.

Aspek sosial, potensi, produktivitas, serta status lahan menjadi pertimbangan utama.

“Persoalannya banyak daerah yang diajukan tapi lahannya belum clear. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri, karena kami tidak mungkin membangun di lokasi yang tidak jelas kepemilikannya,” papar Trian.

Selain pesisir, lanjut dia, program KNMP menyasar kampung budi daya yang mayoritas masyarakatnya adalah pembudidaya. Pengelolaan KNMP selanjutnya akan melibatkan koperasi sebagai penggerak usaha.

Untuk memastikan program KNMP berjalan berkelanjutan, KKP bakal mendampingu dan melakukan rekayasa sosial. Selain itu, memaksimalkan peran ribuan penyuluh perikanan untuk mendampingi masyarakat di lokasi KNMP.

Baca juga: Pemerintah Targetkan Bangun 1.100 Kampung Nelayan

“Kami tidak ingin hanya membangun, tetapi bersama-sama masyarkat untuk bertumbuh sehingga seluruh struktur komunitas masyarakat kita punya kemandirian dari apa yang sudah kami bangun,” ungkap Trian.

Dukungan Stakeholder

Trian menyebut, program KNMP mendapat dukungan positif dari pemangku kepentingan termasuk pemerintah daerah, swasta, serra masyarakat.

PT Pertamina Patra Niaga, misalnya, yang siap membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN). Perusahaan juga akan menjembatani penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi ke nelayan.

“Pada prinsipnya kalau memang dibutuhkan dibangun SPBN di wilayah tersebut, kami siap support,” jelas VP Retail Fuel Sales PT Pertamina Patra, Eko Ricky Susanto.

“Tentu saja dengan syarat dan ketentuan, karena kami harus menjamin bahwa mitra, baik itu koperasi maupun bahan usaha yang menjalankan SPBN, secara keekonomian mereka mendapat benefis supaya sustain. Kemudian perizinannya,” imbuh dia.

Baca juga: Pengerukan Pasir Ilegal di Pulau Pari Picu Abrasi dan Ganggu Nelayan

Nantinya, KKP bakal membangun sejumlah fasilitas berupa dermaga, gudang beku, balai pelatihan, pabrik es, sentra kuliner, menara pandang, docking kapal, tempat pelelangan ikan besarta drainase dan IPAL, hingga gedung perkantoran di kampung nelayan yang baru.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
LSM/Figur
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
Pemerintah
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
LSM/Figur
Perubahan Iklim Bakal Bikin Aroma Vanila Alami Lebih Sulit Didapatkan
Perubahan Iklim Bakal Bikin Aroma Vanila Alami Lebih Sulit Didapatkan
LSM/Figur
KLH Perketat PROPER, Klaim Perusahaan Bakal Diikuti Survei Lapangan
KLH Perketat PROPER, Klaim Perusahaan Bakal Diikuti Survei Lapangan
Pemerintah
ITS Perluas Akses Beasiswa, Dorong Pendidikan Inklusif
ITS Perluas Akses Beasiswa, Dorong Pendidikan Inklusif
Swasta
MethaneSAT Hilang di Angkasa, Pemantauan Emisi Metana di Ujung Tanduk
MethaneSAT Hilang di Angkasa, Pemantauan Emisi Metana di Ujung Tanduk
Swasta
Mangrove Diselamatkan, Manusia dan Buaya Sama-Sama Aman
Mangrove Diselamatkan, Manusia dan Buaya Sama-Sama Aman
LSM/Figur
Jual Kayu Ilegal, Direktur Perusahaan Terancam 15 Tahun Penjara
Jual Kayu Ilegal, Direktur Perusahaan Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Semua Kawasan Komersial di Jakarta Harus Kelola Sampah Mandiri, Tak Bebani APBD
Semua Kawasan Komersial di Jakarta Harus Kelola Sampah Mandiri, Tak Bebani APBD
Pemerintah
Bus Listrik Bisa Pangkas Emisi GRK, tetapi Berpotensi Jadi Proyek FOMO
Bus Listrik Bisa Pangkas Emisi GRK, tetapi Berpotensi Jadi Proyek FOMO
Swasta
Tambang Ancam Ekosistem Kerapu dan Ketahanan Pangan di Raja Ampat
Tambang Ancam Ekosistem Kerapu dan Ketahanan Pangan di Raja Ampat
LSM/Figur
Susu Terancam Panas Ekstrem, Produksinya Turun 10 Persen oleh Iklim
Susu Terancam Panas Ekstrem, Produksinya Turun 10 Persen oleh Iklim
Pemerintah
Setiap Makanan Berisiko Terkontaminasi Mikroplastik dari Kemasan
Setiap Makanan Berisiko Terkontaminasi Mikroplastik dari Kemasan
Pemerintah
Transisi Energi Terbarukan yang Adil Tingkatkan PDB Global 21 Persen
Transisi Energi Terbarukan yang Adil Tingkatkan PDB Global 21 Persen
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau