Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Indonesia Siap Bangun PLTN, Bagaimana Mitigasi Pembuangan Limbahnya?

Kompas.com - 30/06/2025, 14:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun hingga saat ini, belum ada fasilitas DGD yang benar-benar beroperasi penuh di dunia. Sementara ini, limbah radioaktif tingkat tinggi umumnya disimpan di tempat pembuangan sementara seperti kolam pendingin (storage pond) atau wadah kering (dry cask storage) yang berada di kompleks PLTN.

Finlandia menjadi negara pertama yang memimpin pembangunan DGD lewat proyek Onkalo yang digarap perusahaaan Posiva. Saat ini, fasilitas tersebut sedang dalam tahap uji operasional.

Fasilitas ini menggunakan sistem berlapis (multi-barrier system). Limbah radioaktif tingkat tinggi dikemas rapat, dimasukkan dalam wadah besi, lalu dibungkus lagi dengan tembaga tahan karat. Semua dikubur 400–500 meter di bawah permukaan, dalam batuan granit yang stabil dan kedap air.

Untuk mencegah air masuk dan radiasi keluar, lubang tersebut diisi dengan bentonite buffer dan tunnel backfill, yaitu tanah liat khusus yang kedap air. Setelah lubang penyimpanan penuh, seluruh terowongan ditutup secara permanen. DGD Onkalo ini dirancang agar dapat bertahan hingga 100.000 tahun.

Di berbagai negara, jenis batuan yang dipilih untuk DGD berbeda. Finlandia misalnya memilih granit yang berumur hampir dua miliar tahun dan kedap air menjadi media penyimpanan.

Baca juga: China Berniat Bangun PLTN di Bulan Bareng Rusia, Ini Alasannya

Indonesia juga punya potensi serupa. Pemetaan awal menunjukkan formasi granit Laskar Pelangi di Bangka Belitung berpotensi menjadi batuan dasar untuk DGD. Namun, untuk memastikan kelayakan digunakan sebagai media penyimpanan limbah nuklir, batuan ini tentu harus lolos uji teknis dan hidrogeologi secara ketat.

Perlu persiapan urusan non-teknis yang kompleks

Penyimpanan limbah nuklir bukan hanya soal teknik dan geologi. Butuh waktu, dana, dan juga kepercayaan publik.

Fasilitas DGD Onkalo misalnya, menelan biaya sekitar 1,07 miliar euro (setara Rp17 triliun). Angka tersebut berporsi sekitar 10 persen dari biaya pembangunan reaktor nuklir Olkiluoto-3 berkapasitas 1.600 megawatt yang berada di daerah yang sama (sekitar 11 miliar euro atau setara Rp 176 triliun).

Namun, persoalan muncul dari durasi pembangunan fasilitas manajemen limbah nuklir yang tidak bisa dibilang singkat. Pembangunan Onkalo butuh waktu 3 dekade dari 1995 sampai 2025.

Selain biaya dan waktu, satu hal yang tak kalah penting adalah legitimasi sosial. Tanpa dukungan publik, teknologi terbaik pun bisa bisa gagal—seperti kasus Yucca Mountain di Amerika Serikat.

Di Inggris, misalnya, mereka menargetkan DGD beroperasi pada 2075. Namun sejak beberapa tahun yang lalu, Inggris sudah menggandeng masyarakat lokal lewat program Community Partnership melalui Nuclear Waste Services. Warga terlibat dalam proses sejak awal, mendapat dana komunitas, serta punya hak untuk menolak.

Di Indonesia, wacana pengelolaan limbah nuklir sudah mulai disusun dalam Kebijakan Strategis Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Limbah Radioaktif dan Bahan Bakar Nuklir Bekas. Namun, belum ada penjelasan tentang Deep Geological Disposal, baik lokasi, laboratorium bawah tanah, maupun skema pelibatan publik.

Dengan keragaman budaya dan geologi yang kompleks, Indonesia perlu perencanaan matang dan inklusif karena energi nuklir akan meninggalkan jejak panjang bagi generasi mendatang.

Penyimpanan limbah bukan pelengkap proyek PLTN, tapi bagian inti dari sistem energi nuklir itu sendiri. Perencanaan untuk pengelolaan limbahnya harus dipikirkan dengan kesungguhan yang sama dengan pembangunan reaktor nuklir. Jika tidak, energi nuklir hanya akan menjadi sumber masalah baru.

* Researcher at UiB | Head - Center for Sustainable Geoscience and Outreach (CSGO), Universitas Pertamina

Baca juga: RUPTL Segera Disahkan, Realisasi PLTN Ditarget 500 MW sampai 2035

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bukan Saat SD, Krusialnya Tumbuh Kembang Anak Berada di Usia Ini…
Bukan Saat SD, Krusialnya Tumbuh Kembang Anak Berada di Usia Ini…
LSM/Figur
Raih Proper Hijau Berturut-turut, Jababeka Jadi Kawasan Industri dengan Predikat Tertinggi
Raih Proper Hijau Berturut-turut, Jababeka Jadi Kawasan Industri dengan Predikat Tertinggi
Swasta
Dukung Pendidikan Digital di Wilayah 3T, PT Surveyor Indonesia Hadirkan Lab Komputer Keliling
Dukung Pendidikan Digital di Wilayah 3T, PT Surveyor Indonesia Hadirkan Lab Komputer Keliling
Swasta
Ikut Lestarikan Lingkungan, Peruri Serahkan Bibit Pohon ke Pemkab Karawang
Ikut Lestarikan Lingkungan, Peruri Serahkan Bibit Pohon ke Pemkab Karawang
BUMN
Taktik Eropa Capai Target Iklim 2040: Beli Kredit Karbon dari Negara Berkembang
Taktik Eropa Capai Target Iklim 2040: Beli Kredit Karbon dari Negara Berkembang
Pemerintah
Bentuk Karakter Anak, Dosen IPB Ajarkan 'Ecology Funnel' bagi Para Guru dan Tenaga Pendidik
Bentuk Karakter Anak, Dosen IPB Ajarkan "Ecology Funnel" bagi Para Guru dan Tenaga Pendidik
Pemerintah
Menteri LH: Juli 2025, Pemprov DKI Harus Operasikan RDF Rorotan
Menteri LH: Juli 2025, Pemprov DKI Harus Operasikan RDF Rorotan
Pemerintah
Panas Ekstrem Serang Mental Remaja, Picu Depresi dan Kecemasan
Panas Ekstrem Serang Mental Remaja, Picu Depresi dan Kecemasan
LSM/Figur
Riau Berambisi Dapat Rp 4 Triliun dari Perdagangan Karbon
Riau Berambisi Dapat Rp 4 Triliun dari Perdagangan Karbon
Pemerintah
Dampak Jangka Panjang Kebakaran Hutan: Cemari Perairan Hingga 10 Tahun
Dampak Jangka Panjang Kebakaran Hutan: Cemari Perairan Hingga 10 Tahun
LSM/Figur
Indonesia Siap Bangun PLTN, Bagaimana Mitigasi Pembuangan Limbahnya?
Indonesia Siap Bangun PLTN, Bagaimana Mitigasi Pembuangan Limbahnya?
LSM/Figur
Kenapa Evakuasi WN Brasil di Rinjani Lama? Basarnas Ungkap Kendalanya
Kenapa Evakuasi WN Brasil di Rinjani Lama? Basarnas Ungkap Kendalanya
Pemerintah
Segenap Gerakan Kolektif Warga Jakarta Utara Kelola Sampah
Segenap Gerakan Kolektif Warga Jakarta Utara Kelola Sampah
Pemerintah
WN Brasil Jatuh di Rinjani, Menhut Pikirkan RFID hingga Pemeringkatan Gunung
WN Brasil Jatuh di Rinjani, Menhut Pikirkan RFID hingga Pemeringkatan Gunung
Pemerintah
Riset Ungkap Dugong Berperan Jaga Keseimbangan Iklim
Riset Ungkap Dugong Berperan Jaga Keseimbangan Iklim
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau