JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama ekonomi hijau di kawasan Asia Tenggara, sepanjang mampu membangun kolaborasi lintas pihak dalam mengelola sumber daya dan menghadapi tantangan global.
Hal itu disampaikan CEO KG Media Andi Budiman dalam pembukaan Lestari Summit 2025 yang mengangkat tema “Thriving Together and Cultivating Resilience for Sustainable Future”.
Menurutnya, dinamika sosial, politik, dan ekonomi global yang penuh ketidakpastian menuntut semua negara untuk membangun ketahanan, baik dari sisi ekonomi, lingkungan, maupun sosial.
Baca juga: Krisis Iklim Jadi Tantangan Pengembangan Ekonomi Hijau di Kabupaten Sigi
“Indonesia memang menyumbang sekitar 2 persen emisi global, tapi kita punya modal besar berupa lahan mangrove yang menyimpan hingga 14 miliar ton karbon. Jika dikelola dengan baik, potensi ini bisa menjadikan Indonesia pemain penting dalam ekonomi hijau di Asia Tenggara,” ujar Andi, Kamis (2/10/2025).
Andi menekankan bahwa peluang itu hanya bisa diwujudkan jika dijalankan secara bersama-sama oleh pemerintah, dunia usaha, organisasi masyarakat, maupun individu. Sebab, tantangan transisi menuju ekonomi hijau tidak kecil, termasuk kebutuhan investasi besar untuk mencapai target net zero emission yang ditetapkan pemerintah pada 2060.
Ia juga menyoroti berbagai gejolak yang dihadapi dunia, mulai dari dampak pandemi global yang mengguncang rantai pasok logistik, kenaikan harga pangan, hingga semakin seringnya bencana iklim yang memicu kerugian ekonomi dan korban jiwa.
Bank Dunia bahkan memperkirakan kerugian akibat krisis iklim bisa mencapai Rp 115 triliun pada 2030 jika tidak ada aksi nyata.
Di sisi lain, Andi menilai kebijakan global juga semakin ketat. Eropa misalnya, mulai menerapkan pembatasan emisi yang berimbas pada rantai pasok internasional.
Baca juga: METI Jadi Motor Penggerak Ekonomi Hijau, Kolaborasi Kunci Transisi Energi di Indonesia
Dunia usaha pun dituntut tak hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
“Dalam situasi penuh ketidakpastian ini, kolaborasi menjadi kunci. Lestari Summit hadir untuk mengajak semua pihak bersatu menghadapi tantangan bersama, agar Indonesia bisa tumbuh berkelanjutan dan menjadi poros ekonomi hijau di kawasan,” kata Andi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya