Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komitmen Inklusif, Godrej Indonesia Sabet Penghargaan di Lestari Awards 2025

Kompas.com, 3 Oktober 2025, 16:49 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Godrej Consumer Products Indonesia menyabet penghargaan kategori Diversity, Equity & Inclusion (DEI) Lestari Awards 2025 yang digelar KG Media. Perusahaan menang atas program Godrej Consumer Product Indonesia's DEI Implementation yang didaftarkan pada ajang penghargaan tersebut.

Head Corporate Communication Sustainability DEI PT Godrej Consumer Products Indonesia, W Radita, menjelaskan bahwa program yang didaftarkan pada Lestari Awards dimulai sejak pertengahan 2023. Fokus utamanya ialah kesetaraan gender dan pemberdayaan penyandang disabilitas.

"Ini pertama kali ini kami mengikuti Lestari Awards, dan setahun setengah ini memang kami sangat mendrive yang kami sebut adalah diversity dan inclusion di perusahaan kami," ujar Dita ditemui usai acara Lestari Summit & Awards 2025 di Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).

Baca juga: Ini Daftar Para Pemenang Lestari Awards 2025

Menurutnya, Godrej Indonesia telah mengembangkan kebijakan agar setiap karyawan baik laki-laki, perempuan, maupun penyandang disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.

Dalam program ini, pihaknya membuka lowongan kerja sesuai kewajiban regulasi dan memberi ruang bagi penyandang disabilitas menempati posisi strategis. Misalnya, bidang teknologi informasi (IT) maupun riset dan pengembangan (R&D).

"Banyak sekali orang dengan disabilitas yang menempuh hingga perguruan tinggi, dan mereka punya kemampuan yang sama sebetulnya, potensinya luar biasa gitu. Hanya mereka butuh kesempatan itu dan diberikan dukungan supaya mereka bisa punya starting point yang sama," jelas Radita.

Kendati program yang menerapkan prinsip inklusif ini belum lama dilakukan, Radita meyakini bahwa keberagaman di dalam tim membuat perusahaan lebih kaya perspektif. Sehingga, mendorong inovasi dan produktivitas setiap karyawan.

"Kedua adalah ya kalau kita ngomongin orangtua, kita ngomongin ibu, kita ngomongin pastinya mereka produktivitas bekerja, semangat bekerjanya pasti akan lebih tinggi kalau mereka merasa kebutuhan dasarnya itu terpenuhi dan merasa sudah nyaman," tutur dia.

Baca juga: Melejit 40 Persen, 126 Peserta Berebut Trofi dari Tusuk Sate di Lestari Award 2025

Ke depan, perusahaan ingin memperluas dukungan bagi penyandang disabilitas sekaligus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah maupun sektor swasta lainnya. Program ini pun bakal terus berjalan secara berkelanjutan.

"Harapannya adalah apa yang kami sudah pelajari dari sisi policy dan semua yang telah dilakukan, kami bisa saling sharing dengan sesama baik itu government maupun private sector ya. Supaya saling belajar, karena pasti ada hal baik yang kita bisa ambil bersama-sama," ucap Radita.

Dengan tema “Thriving Together and Cultivating Resilience for Sustainable Future”, Lestari Summit 2025 menghadirkan beragam inovasi untuk mendukung keberlanjutan.

Pada tahun ini, terdapat 14 kategori yang dikompetisikan dengan fokus pada dampak positif keberlanjutan, termasuk kategori UMKM dan Social Entrepreneurship, serta kategori baru untuk Transformasi dan Produk Berkelanjutan.

Juri terdiri dari panel independen lintas disiplin yang meliputi akademisi, pakar industri, serta profesional keberlanjutan yang akan menilai inovasi dan dampak nyata. Kategori-kategori ini dibagi lagi ke dalam dua kelompok utama, yaitu Large Corporate dan SME (Usaha Kecil dan Menengah). Dari berbagai inisiatif yang masuk final, akhirnya juri memilih para pemenang yang mewakili masing-masing kategori.

Baca juga: Surabaya hingga Jakarta Paparkan Strategi Kota Berkelanjutan di Lestari Summit 2025

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ketika Indonesia Sibuk Menyelamatkan Bisnis, Bukan Bumi
Ketika Indonesia Sibuk Menyelamatkan Bisnis, Bukan Bumi
Pemerintah
Iran Alami Kekeringan Parah, 14 Juta Warga Teheran Berisiko Direlokasi
Iran Alami Kekeringan Parah, 14 Juta Warga Teheran Berisiko Direlokasi
Pemerintah
Studi Sebut Mobil Murah Jauh Lebih Berpolusi
Studi Sebut Mobil Murah Jauh Lebih Berpolusi
LSM/Figur
Uni Eropa Tunda Setahun Penerapan Regulasi Deforestasi EUDR
Uni Eropa Tunda Setahun Penerapan Regulasi Deforestasi EUDR
Pemerintah
Dekan FEM IPB Beri Masukan untuk Pembangunan Afrika dengan Manfaatkan Kerja Sama Syariah
Dekan FEM IPB Beri Masukan untuk Pembangunan Afrika dengan Manfaatkan Kerja Sama Syariah
LSM/Figur
Studi: Negara-negara Kaya Kompak Pangkas Bantuan untuk Negara Miskin
Studi: Negara-negara Kaya Kompak Pangkas Bantuan untuk Negara Miskin
Pemerintah
Baru 2 Bandara Pakai BTT Listrik, Kemenhub Siapkan Revisi Standar Nasional
Baru 2 Bandara Pakai BTT Listrik, Kemenhub Siapkan Revisi Standar Nasional
Pemerintah
BRIN: Peralihan ke BTT Listrik Pangkas Emisi Bandara hingga 31 Persen
BRIN: Peralihan ke BTT Listrik Pangkas Emisi Bandara hingga 31 Persen
LSM/Figur
Etika Keadilan Masyarakat dan Iklim
Etika Keadilan Masyarakat dan Iklim
Pemerintah
Akhiri Krisis Air, Vinilon Group dan Solar Chapter Alirkan Air Bersih ke Desa Fafinesu NTT
Akhiri Krisis Air, Vinilon Group dan Solar Chapter Alirkan Air Bersih ke Desa Fafinesu NTT
Swasta
Kisah Kampung Berseri Astra Cidadap, Ubah Tambang Ilegal Jadi Ekowisata
Kisah Kampung Berseri Astra Cidadap, Ubah Tambang Ilegal Jadi Ekowisata
Swasta
IEA: Dunia Menjadi Lebih Hemat Energi, tetapi Belum Cukup Cepat
IEA: Dunia Menjadi Lebih Hemat Energi, tetapi Belum Cukup Cepat
Pemerintah
Intensifikasi Lahan Tanpa Memperluas Area Tanam Kunci Keberlanjutan Perkebunan Sawit
Intensifikasi Lahan Tanpa Memperluas Area Tanam Kunci Keberlanjutan Perkebunan Sawit
Swasta
Industri Penerbangan Asia Pasifik Siap Penuhi Target 5 Persen Avtur Berkelanjutan
Industri Penerbangan Asia Pasifik Siap Penuhi Target 5 Persen Avtur Berkelanjutan
Pemerintah
Indonesia Ingin Bangun PLTN, tapi Geopolitik Jadi Pertimbangan Utama
Indonesia Ingin Bangun PLTN, tapi Geopolitik Jadi Pertimbangan Utama
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau