Delapan bank kini telah mengungkapkan jumlah emisi yang mereka danai (naik dari nol di 2022), dan sepuluh bank melaporkan seberapa besar paparan mereka terhadap sektor-sektor berkarbon tinggi (naik dari empat bank).
BRI dan Mandiri mencatat kemajuan paling pesat, bersamaan dengan KBank (Thailand) yang juga maju.
Sebagian bank telah menyusun rencana transisi khusus untuk klien mereka dan menggunakan standar akuntansi karbon PCAF. Namun, hanya tiga bank yang telah mengintegrasikan analisis skenario risiko fisik ke dalam penilaian mereka.
Lebih lanjut, tercatat sembilan bank telah mengumumkan target pembiayaan hijau mereka di tahun 2025. Menariknya, volume pembiayaan hijau di bank-bank yang konsisten melapor mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Laporan ini akhirnya menyimpulkan bahwa bank-bank ASEAN telah bergerak maju dalam tata kelola, janji net-zero, dan pembatasan pembiayaan batu bara.
Meskipun demikian, mereka masih perlu bekerja lebih keras untuk mencapai level yang setara dengan institusi keuangan terkemuka lainnya di Asia.
Baca juga: Adaptasi Keberlanjutan, Lebih dari 1000 BPR di Indonesia akan Gunakan Platform ESG
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya