Selain mencemari lingkungan, kontak manusia dengan plastik menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Pasalnya, produk plastik mengandung lebih dari 16.000 bahan kimia yang sengaja ditambahkan, serta berbagai kontaminan yang tidak sengaja ditambahkan.
Sementara itu, penelitian telah mengaitkan banyak bahan kimia ini dengan berbagai efek kesehatan, seperti gangguan hormon, penurunan kesuburan, berat badan lahir rendah, perubahan kognitif dan perkembangan lainnya pada anak-anak, diabetes, serta peningkatan faktor risiko kardiovaskular dan kanker.
Tak hanya itu, emisi gas rumah kaca tahunan sistem plastik global juga diperkirakan akan meningkat dari 2,7 GtCO2e (gigaton setara CO2) pada tahun 2025 menjadi 4,2 GtCO2e pada tahun 2040, atau meningkat sebesar 58 persen.
Namun, jika intervensi dalam pengelolaan limbah, pengurangan produksi, serta sistem penggunaan kembali dan pengembalian dilakukan, polusi plastik dapat dikurangi hingga 83 persen, emisi gas rumah kaca hingga 38 persen, dan dampak kesehatan hingga 54 persen.
Artinya, hal itu akan menghemat pengeluaran pemerintah secara global sebesar 19 miliar dollar Amerika Serikat setiap tahun untuk pengumpulan dan pembuangan plastik pada tahun 2040.
Baca juga: Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya