Kebakaran hutan di Indonesia juga bersifat berulang. Setidaknya, empat juta hektar hutan dan lahan terbakar lebih dari sekali sepanjang periode tersebut.
Sesilia menyampaikan, 3,8 juta hektar kebakaran terjadi di gambut atau 40 persen dari total luas karhutla di Indonesia. Sebanyak 97 persen kebakaran lahan gambut berada di Kalimantan dan Sumatera.
"Ternyata, lebih dari separuh kebakaran terjadi di dalam kawasan hutan yang harusnya kawasan hutan dijaga. Mayoritasnya itu terjadi di hutan produksi, kemudian disusul kawasan konservasi yang seharusnya tingkat penjagaannya lebih ketat dibandingkan wilayah-wilayah lain," jelas Sesilia.
Setidaknya, 500.000-an hektar area konservasi seperti taman nasional mengalami kebakaran.
Analisis lebih lanjut menunjukkan, 35 persen kebakaran di Indonesia atau sekitar tiga juta hektar terdeteksi berada di dalam kawasan konsesi pertambangan, izin usaha pemanfaatan hutan (PBPH), dan perkebunan sawit.
Dari jumlah tersebut, 93 persen kebakaran dalam konsesi terjadi di Kalimantan dan Sumatera.
"Kalau kita lihat secara tutupan lahan, hanya 1,2 persen kebakaran terjadi di formasi hutan. Artinya kehilangan tutupan hutan sebenarnya punya risiko untuk meningkatkan tingkat keparahan kebakaran," papar Sesilia.
Ia berharap, MapBiomas Fire Koleksi 2.0 dapat menjadi alat penting untuk analisis historis kebakaran, sekaligus mendukung upaya mitigasi, identifikasi wilayah rawan, serta pencegahan karhutla lebih dini serta tepat sasaran.
Baca juga:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya