Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Adanya Kemiskinan Ekstrem Tunjukkan Masalah Penyaluran Bansos

Kompas.com - 08/08/2023, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Efektivitas penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat yang tepat sasaran menjadi salah satu kunci pengentasan kemiskinan ekstrem hingga nol persen di Indonesia.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menuturkan, bantuan yang tepat sasaran dan tepat guna efektif untuk menangani kemiskinan ekstrem.

Piter mengatakan, penduduk miskin ekstrem adalah warga yang benar-benar tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya baik sandang, pangan dan papan.

Baca juga: Wujudkan Desa Tanpa Kemiskinan dan Kelaparan Melalui SDGs

Menurut Piter, seharusnya di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, tidak ada lagi warga yang masuk dalam kategori miskin ekstrem.

Pasalnya, saat ini pemerintah memiliki banyak bantuan sosial tunai maupun berupa sembako. Selain itu, ada banyak lembaga-lembaga sosial yang turut mengulurkan tangannya.

Dia menuturkan, jika saat ini masih ada warga yang masuk dalam kategori miskin ekstrem, maka terjadi kesalahan dalam sistem penyaluran bantuan sosial yang tidak tepat sasaran.

Atau tidak adanya informasi yang sampai ke pemerintah untuk menangani hal tersebut.

Baca juga: Laznas BMH: Zakat, Infak dan Sedekah Berperan Strategis Turunkan Stunting dan Kemiskinan

“Kalau sampai masih ada kemiskinan ekstrem berarti ada masalah dalam penyaluran bantuan sosial. Dan seharusnya mereka menjadi fokus utama untuk mendapatkan bantuan sosial,” kata Piter sebagaimana dilansir Antara, Senin (7/8/2023).

Target pemerintah yang berambisi menghapus kemiskinan ekstrem hingga nol persen pada 2024 menurut Piter adalah hal yang realistis.

Hal itu karena pemerintah menyediakan banyak bantuan sosial, dan secara umum masyarakat memiliki jiwa sosial.

“Masyarakat bukan butuh programnya banyak, tetapi butuh sebuah sistem yang membuat pemerintah tahu persis siapa dan di mana mereka yang miskin yang perlu mendapat bantuan,” ucap Piter.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Nunung Nuryartono berujar, dirinya optimistis kemiskinan ekstrem bisa dihapus pada 2024.

Baca juga: Konsumsi Rokok Terus Sumbang Kemiskinan di Indonesia

“Kami optimis itu (angka kemiskinan ekstrem) akan turun hingga nol persen,” kata Nunung di Jakarta, pada 24 Juli, sebagaimana dilansir Antara.

Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2023, terdapat 13 provinsi yang memiliki angka kemiskinan ekstrem mendekati nol persen.

Jumlah provinsi tersebut lebih banyak daripada 2022 yaitu hanya enam provinsi yang memiliki angka kemiskinan ekstrem mendekati nol persen.

Nunung mengungkapkan, angka kemiskinan ekstrem di Indonesia sebesar 1,12 persen pada Maret 2023, turun sekitar 0,62 persen dari 1,74 persen pada September 2022.

Dia menyebutkan, penurunan angka kemiskinan ekstrem ini didorong suksesnya sejumlah program pengentasan kemiskinan, hasil koordinasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga.

Baca juga: Pemerintah Optimistis Kemiskinan Ekstrem Hilang pada 2024

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com