Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/09/2023, 19:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber Euronews

KOMPAS.com - Ketika seluruh belahan Bumi menghadapi gelombang panas yang lebih sering dan intens, Anda mungkin mempertimbangkan untuk mengambil risiko dan membeli unit AC.

Namun, kenyataannya justru sebaliknya, penggunaan AC dianggap makin memanaskan keadaan.

Di Perancis, penggunaan AC telah menjadi bahan perdebatan setelah anggota parlemen sayap kiri Mathilde Panot mengatakan dalam sebuah wawancara, suhu sebuah kota dapat meningkat hingga 2 derajat Celcius karena penggunaan AC.

Mathilda mengutip sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2020 yang didasarkan pada skenario di mana AC digunakan di semua bangunan kota seperti Paris untuk menjaga suhu interior 23 derajat Celcius selama gelombang panas.

Baca juga: Bisakah Film Nabati Warna-Warni Ini Menggantikan AC?

"Peningkatan suhu akibat penggunaan AC bergantung pada waktu dan karakteristik gelombang panas, terutama intensitasnya", tulis penelitian tersebut.

Para ilmuwan menggunakan gelombang panas mematikan tahun 2003 yang menewaskan lebih dari 14.000 orang di Perancis untuk membuat model prediksi mereka.

Mereka menemukan, setelah sembilan hari gelombang panas serupa dengan yang terjadi pada tahun 2003, penggunaan AC secara sistematis selama waktu tersebut akan meningkatkan suhu udara hingga 2,4 derajat Celcius.

Hal ini karena AC bekerja seperti pompa panas, mendinginkan ruangan dengan mengeluarkan udara panas ke luar.

Selain itu, AC menggunakan lebih banyak listrik dibandingkan peralatan lain di rumah. AC mengonsumsi 10 persen  listrik global dan mengeluarkan gas-gas berbahaya yang dapat menyebabkan pemanasan global ke atmosfer.

Hubungan antara penggunaan AC dan peningkatan suhu di perkotaan juga telah didokumentasikan. 

Baca juga: Pakai AC Bisa Tingkatkan Pemanasan Global, Ini Penjelasannya

Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2014 dalam Journal of Geophysical Research: Atmospheric, kelebihan panas yang dihasilkan oleh AC di suatu kota dapat meningkatkan suhu luar sebesar 1 derajat hingga 1,5 derajat Celcius pada  malam hari.

Dan karena kota-kota menjadi lebih panas akibat perubahan iklim, hal ini berarti masyarakat cenderung memerlukan lebih banyak AC dalam ruangan.

Menutip laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC ), gelombang panas yang tadinya hanya terjadi sekali dalam satu dekade pada tahun 1800an, kini menjadi lebih intens dan terjadi hampir tiga kali lebih sering.

Dan, penggunaan AC diperkirakan meningkat tiga kali lipat di seluruh dunia pada tahun 2050.

Hal ini mengacu pada statistik sebelumnya, pada tahun 2019, sebanyak 20 persen rumah tangga di Uni Eropa saja  memiliki unit AC.

Bahkan, menurut laporan Badan Energi Internasional tahun 2018, jumlah AC di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat dari 1,6 miliar unit saat ini menjadi 5,6 miliar unit pada pertengahan abad ini.

Baca juga: Krisis Iklim Makin Nyata, Beberapa Wilayah Alami Kenaikan Suhu 1,5 Derajat Celsius

Pada tahun 2050, seluruh AC di dunia akan menggunakan listrik sebanyak yang digunakan China untuk semua aktivitas saat ini.

Para ilmuwan pun menyarankan opsi lain untuk membantu mendinginkan kota: termasuk menciptakan lebih banyak ruang hijau, mengisolasi bangunan, dan memberikan saran yang lebih baik kepada masyarakat tentang cara tetap sejuk selama gelombang panas.

Jika semua tindakan ini dilakukan, studi tersebut mengeklaim, tindakan ini dapat secara signifikan mendinginkan suhu udara luar ruangan hingga 4,2 derajat Celcius pada malam hari.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenparekraf Gelar 'Kick Off' Bootcamp AKI 2024 di Bekasi dan Serang

Kemenparekraf Gelar "Kick Off" Bootcamp AKI 2024 di Bekasi dan Serang

Pemerintah
Pajak Perusahaan Migas dan Batu Bara di Negara Kaya Dapat Tekumpul Rp 11,6 Kuadriliun

Pajak Perusahaan Migas dan Batu Bara di Negara Kaya Dapat Tekumpul Rp 11,6 Kuadriliun

LSM/Figur
Panas Ekstrem Landa Asia Tenggara: 30 Tewas di Thailand, Sekolah Filipina Diliburkan

Panas Ekstrem Landa Asia Tenggara: 30 Tewas di Thailand, Sekolah Filipina Diliburkan

Pemerintah
World Water Forum ke-10 Wujudkan Listrik Murah Lewat PLTA

World Water Forum ke-10 Wujudkan Listrik Murah Lewat PLTA

Pemerintah
SMK di Pemalang Ciptakan Mesin Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

SMK di Pemalang Ciptakan Mesin Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

Pemerintah
Pemadaman Lampu di Jakarta Mampu Kurangi Karbon Dioksida 70 Ton

Pemadaman Lampu di Jakarta Mampu Kurangi Karbon Dioksida 70 Ton

Pemerintah
PP Muhammadiyah Dorong Ekosistem Inklusif untuk Penyandang Disabilitas

PP Muhammadiyah Dorong Ekosistem Inklusif untuk Penyandang Disabilitas

LSM/Figur
Kurangi Tingkat Cacat dan Kematian, Stroke Harus Cepat Ditangani

Kurangi Tingkat Cacat dan Kematian, Stroke Harus Cepat Ditangani

Swasta
Malas Bergerak, Anak Muda Bisa Kena Stroke

Malas Bergerak, Anak Muda Bisa Kena Stroke

Swasta
HUT ke-52, REI Bangun Fasilitas Air Bersih dan Masjid di Golo Mori

HUT ke-52, REI Bangun Fasilitas Air Bersih dan Masjid di Golo Mori

Swasta
Wujud Kepedulian Sosial, BRI Insurance Gelar Aksi Donor Darah

Wujud Kepedulian Sosial, BRI Insurance Gelar Aksi Donor Darah

Swasta
Dorong Pengembangan Penanganan Stroke, Konferensi Neurovascular BLINC Digelar di Bali

Dorong Pengembangan Penanganan Stroke, Konferensi Neurovascular BLINC Digelar di Bali

Swasta
Menteri ESDM Ajak Perusahaan Belanda Investasi Energi Bersih di RI

Menteri ESDM Ajak Perusahaan Belanda Investasi Energi Bersih di RI

Pemerintah
Chief Sustainability Officer APP Group Elim Sritaba Raih Leading Women Award 2024

Chief Sustainability Officer APP Group Elim Sritaba Raih Leading Women Award 2024

Swasta
Orang-orang Super Tajir Didesak Bayar Pajak untuk Tanggulangi Krisis Iklim

Orang-orang Super Tajir Didesak Bayar Pajak untuk Tanggulangi Krisis Iklim

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com