Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Eropa menjadi benua yang mengalami kenaikan suhu dua kali lipat dibandingkan rata-rata dunia.

Selama lima tahun terakhir, suhu Eropa rata-rata naik di atas 2,3 derajat celsius dibandingkan tingkat pra industri.

Bila dibandingkan kenaikan suhu rata-rata dunia, kenaikan temperatur di Eropa lebih tinggi 1,3 derajat celsius.

Baca juga: Kemenkes: Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Naik di RI

Temuan tersebut mengemuka dalam laporan terbaru yang dirilis World Meteorological Organization (WMO) beserta badan pemantau perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S), Senin (22/4/2024).

Wakil Kepada Unit Copernicus di Uni Eropa Elisabeth Hamdouch mengatakan, Eropa kembali mengalami peningkatan suhu dan peningkatan iklim ekstrem pada 2023

Sebagai respons terhadap dampak perubahan iklim tersebut, WMO dan C3S meyampaikan Eropa harus mempercepat transisi ke sumber daya terbarukan seperti surya, bayu, air, dan lain-lain.

Sejauh ini, pada 2023 "Benua Biru" menghasilkan 43 persen listriknya dari sumber daya terbarukan tahun lalu, naik dari 36 persen dibandingkan 2022.

Lebih banyak listrik di Eropa dihasilkan dari energi terbarukan dibandingkan bahan bakar fosil selama dua tahun berturut-turut.

Baca juga: Anak dan Generasi Muda Rentan Terkena Dampak Perubahan Iklim

Kematian akibat perubahan iklim

Laporan tersebut juga memaparkan dampak suhu tinggi terhadap kesehatan manusia. Bahkan, kematian akibat perubahan telah meningkat di seluruh Eropa.

Cuaca ekstrem memicu gelombang panas, kebakaran hutan, kekeringan dan banjir, kata laporan itu.

Menurut laporan tersebut, lebih dari 150 nyawa melayang tahun lalu akibat badai, banjir, dan kebakaran hutan.

Kerugian ekonomi akibat cuaca dan iklim pada 2023 diperkirakan mencapai lebih dari 13,4 miliar euro.

Direktur C3S Carlo Buontempo mengatakan, ratusan ribu orang terkena dampak peristiwa iklim ekstrem pada 2023.

Suhu yang tinggi juga menyebabkan hilangnya es gletser di Eropa, termasuk di Pegunungan Alpen yang telah kehilangan sekitar 10 persen gletsernya hanya dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Kecoak di Spanyol Bermutasi Jadi Lebih Kebal

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

LSM/Figur
Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Pemerintah
Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Swasta
Di Masa Depan, Peluang Pekerjaan Berbasis Kelestarian Lingkungan Sangat Besar

Di Masa Depan, Peluang Pekerjaan Berbasis Kelestarian Lingkungan Sangat Besar

LSM/Figur
Bumi Makin Banyak Tunjukkan Tanda-Tanda Krisis Iklim

Bumi Makin Banyak Tunjukkan Tanda-Tanda Krisis Iklim

Pemerintah
Proyek Pompa Hidram MMSGI di Kolam Pascatambang Jadi Sumber Air Bersih untuk Warga

Proyek Pompa Hidram MMSGI di Kolam Pascatambang Jadi Sumber Air Bersih untuk Warga

Swasta
IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

LSM/Figur
Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

LSM/Figur
Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

LSM/Figur
Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Pemerintah
Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

LSM/Figur
Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Pemerintah
Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau