Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/11/2023, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Transisi energi dapat meningkatkan produktivitas ekonomi khususnya pada sektor pengguna jasa rekayasa, pengadaan, dan konstruksi atau engineering, procurement, and construction (EPC).

Hal tersebut disampaikan peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus dalam diskusi publik virtual di Jakarta, Selasa (14/11/2023).

"Berdasarkan hasil analisis model computable general equilibrium (CGE), transisi energi sebenarnya dapat meningkatkan produktivitas ekonomi. Hal ini terlihat dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan indikator makro lainnya," kata Ahmad, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Transisi Energi, Menagih Janji Negara Maju dan Memperkuat Aliansi Baru

Hasil analisis yang dilakukan Indef menunjukkan, penurunan konsumsi energi beremisi karbon yang diiringi dengan peningkatan konsumsi energi baru terbarukan (EBT) pada sektor pengguna EPC akan berdampak positif terhadap kinerja makro ekonomi.

Dengan menerapkan skenario tersebut, menurut proyeksi Indef, maka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) akan naik sebesar 0,075 persen dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga naik 0,0283 persen.

Selain itu, pertumbuhan investasi agregat juga akan meningkat 0,295 persen.

"Mungkin kita selama ini memandang bahwa transisi energi itu masih berbiaya tinggi atau investasinya mahal, belum berani ada yang memulai, tetapi ternyata secara hitung-hitungan modal ekonomi dengan menggunakan data input-output, ini bisa meningkatkan produktivitas dan bisa meningkatkan output," kata Ahmad.

Baca juga: Capres Terpilih Dirigen Orkestrasi Transisi Energi

Pertumbuhan output pada sektor pengguna EPC juga akan berdampak positif apabila transisi disertai dengan peningkatan konsumsi EBT.

Industri batu bara dan kilang migas menjadi industri dengan perkiraan kenaikan output tertinggi sebesar 1,139 persen dan diikuti oleh industri kenetagalistrikan sebesar 0,865 persen.

Ahmad memandang, peluang pasar akan terbuka lebih besar apabila transisi energi terwujud, terutama pada industri manufaktur.

Hal tersebut dikarenakan negara mitra menginginkan produk industri yang mengedepankan keberlanjutan.

Baca juga: Transisi Energi Harus Berbasis Keberlanjutan dan Pelibatan Warga Lokal

Dia menilai, daya saing produk-produk ekspor justru akan semakin berkurang jika Indonesia terlambat atau cukup lama dalam melakukan transisi energi.

Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mempercepat transisi energi pada sektor industri manufaktur.

"Tetapi kalau kita sesegera mungkin melakukan transisi energi, khususnya dalam sektor industri yang diawali dengan rancang bangun ideal dalam penerapan transisi energi, ini diharapkan kita akan semakin diterima dalam perdagangan internasional sehingga produk-produk ekspor kita juga tetap bisa kompetitif," kata Ahmad.

Baca juga: 3 Faktor Keberhasilan Transisi Energi: Dekarbonisasi, Desentralisasi, dan Digitalisasi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
300 Hektare Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo Rata dengan Tanah
300 Hektare Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo Rata dengan Tanah
Pemerintah
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pemerintah
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Pemerintah
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Pemerintah
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
Pemerintah
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Pemerintah
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
LSM/Figur
Tambang Kapur Ubah Wajah Gunung Karang Bogor, Rusak 50 Hektare Lahan
Tambang Kapur Ubah Wajah Gunung Karang Bogor, Rusak 50 Hektare Lahan
Pemerintah
Kemenhut Segel Lahan Tambang Kapur Ilegal di Gunung Karang Bogor
Kemenhut Segel Lahan Tambang Kapur Ilegal di Gunung Karang Bogor
Pemerintah
Suarakan Darurat Lingkungan, Sederet Musisi Indonesia Ikuti Lokakarya IKLIM
Suarakan Darurat Lingkungan, Sederet Musisi Indonesia Ikuti Lokakarya IKLIM
LSM/Figur
Produksi Beras Berkelanjutan, Jatim-Eropa Jalin Kerjasama
Produksi Beras Berkelanjutan, Jatim-Eropa Jalin Kerjasama
Pemerintah
Waste4Change Ungkap Tiga Langkah Kunci Atasi Krisis Sampah
Waste4Change Ungkap Tiga Langkah Kunci Atasi Krisis Sampah
LSM/Figur
Tekan Emisi, Sejumlah Negara akan Kenakan Pajak untuk Penerbangan Mewah
Tekan Emisi, Sejumlah Negara akan Kenakan Pajak untuk Penerbangan Mewah
Pemerintah
KKP Gandeng Multi-Pihak Susun Strategi Perlindungan Penyu dan Cetacea
KKP Gandeng Multi-Pihak Susun Strategi Perlindungan Penyu dan Cetacea
Pemerintah
Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit
Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau