Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2024, 20:12 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meluncurkan "Tanara Cleap Up" di Taman Batu Qur'an Masjid Syech Nawawi Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu (14/1/2024). 

Dalam sambutannya, Wapres mengapresiasi gagasan Tanara Clean Up sebagai gerakan kolaboratif antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Universitas Syekh Nawawi Banten (USNB), TNI Angkatan Laut, kalangan swasta, serta segenap komponen masyarakat.

"Melalui program Tanara Clean Up, masyarakat diajak untuk ikut membersihkan sungai, mempelajari pengelolaan sampah, membangun ekoriparian agar area sungai lebih bersih dan indah, serta dilakukan pula penanaman pohon serentak di seluruh Indonesia dari Tanara untuk Indonesia," kata Wapres Ma'ruf Amin, dikutip dari Antara, Senin (15/1/2024). 

Baca juga: 3 Pegiat Lingkungan Dorong Capres-Cawapres Kaji Ulang Kebijakan Bioenergi

Ia mengatakan, acara ini tidak hanya ditujukan untuk menciptakan lingkungan lestari. Namun utamanya untuk mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah di pedesaan agar dapat bernilai ekonomis dan bermanfaat.

Ajak jaga lingkungan

Ma'ruf menuturkan, penanaman pohon menjadi salah satu cara untuk mengatasi kerusakan alam. 

"Menurut pandangan keagamaan, masalah kerusakan harus dicegah, harus diperbaiki, karena alam ini sebenarnya sudah diciptakan oleh Allah dengan ukuran yang sudah tepat," ujarnya. 

Ia juga berpesan agar manusia tidak merusak alam, sesuai perintah Tuhan YME yang melarang manusia agar tidak berbuat kerusakan di muka bumi.

"Jangan membahayakan diri sendiri dan jangan membahayakan orang lain. Merusak lingkungan membahayakan diri sendiri, membahayakan orang lain, termasuk membuang sampah sembarangan yang dapat menimbulkan penyakit," pesan Ma'ruf, dikutip dari laman Wakil Presiden Republik Indonesia Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 

Baca juga: Lagi, Petrokimia Gresik Tanam 10.000 Bibit Mangrove di PRPM Mengare

Adapun pembangunan ekoriparian di sempadan sungai, sambungnya, akan bermanfaat untuk memulihkan dan mengendalikan pencemaran air dari limbah domestik dan sampah.

Ia pun berharap program ekoriparian ini dapat mengubah pola pikir masyarakat agar lebih peduli kepada lingkungan serta akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui aktivitas ekonomi yang tumbuh di sekitarnya.

"Marilah kita jadikan kegiatan ini sebagai komitmen bersama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan," ajak Wapres.

Pemulihan lingkungan hingga wisata edukasi

Pada kesempatan itu, Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan, ekoriparian dan penanaman pohon menjadi bagian dari program pemeliharaan dan pemulihan lingkungan.

Penataan Sungai Cidurian yang melewati wilayah Tanara ini ditempuh dengan pembangunan satu unit Instalasi Pengolahan Air Limbah MCK (IPAL-MCK), renovasi dua unit IPAL-MCK, pembangunan satu unit MCK umum, penambahan toren air, dan pembuatan sumur bor guna menurunkan beban pencemaran sungai oleh masyarakat.

Selain itu, dibangun ekoriparian sepanjang sekitar 200 meter dengan dilengkapi IPAL, serta sebagai ruang terbuka hijau dan tempat wisata air bagi masyarakat.

"Inisiatif ini akan menyiapkan Tanara kelak menjadi pusat edukasi lingkungan dan ekowisata," ungkap Wapres.

Hingga saat ini, diperkirakan akan terangkat sedimentasi sungai dan sampah sebesar 1.100 ton.

"Hari ini kita melakukan penanaman pohon serentak di seluruh provinsi di Indonesia dengan pusat kegiatan di Tanara, Provinsi Banten. Lokasi penanaman merupakan lahan kritis yang menjadi target pemerintah dalam upaya pemulihan kualitas lingkungan se-Indonesia," kata Siti Nurbaya.

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com