Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahukah Anda? Menanam Pohon Salah Tempat Justru Berkontribusi terhadap Perubahan Iklim

Kompas.com - 01/04/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Menanam pohon seringkali menjadi upaya baik untuk melawan penggundulan hutan sekaligus perubahan iklim.

Pohon mampu menyerap karbon dioksida, salah satu gas utama penyebab pemanasan global dan perubahan iklim. Artinya, menanam pohon untuk meningkatkan tutupan hutan dipandang sebagai upaya penting.

Akan tetapi, baru-baru ini para peneliti menemukan bahwa menanam pohon yang tidak pada tempatnya atau di tempat yang tidak seharusnya justru berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Baca juga: Lestarikan Lingkungan, WIKA dan BRIN Tanam 29 Spesies Pohon Langka

Dalam beberapa kasus, terlalu banyak pohon di satu wilayah berarti lebih sedikit sinar matahari yang dipantulkan kembali dari permukaan Bumi. Pada gilirannya, ada lebih banyak panas yang diserap planet ini.

Efek radiasi matahari yang berhasil dipantulkan kembali oleh Bumi disebut sebagai albedo, sebagaimana dilansir Euronews, Sabtu (27/3/2024).

Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada 26 Maret 2024 dengan judul "Accounting for albedo change to identify climate-positive tree cover restoration".

Penulis penelitian tersebut menggunakan peta baru untuk menyelidiki efek pendinginan dari pepohonan dan pemanasan yang disebabkan oleh penurunan albedo.

Peta tersebut dapat membantu menentukan tempat menanam pohon "paling tepat" untuk mendapatkan dampak positif maksimal terhadap iklim.

Banyak penelitian sebelumnya yang melakukan studi penanaman pohon tidak memasukkan faktor albedo ke dalam penghitungan.

Tanpa memasukkan faktor albedo, penelitian-penelitian sebelumnya disebut memberikan perkiraan yang berlebihan mengenai manfaat dari penanaman pohon sebesar antara 20 hingga 80 persen.

Baca juga: Libatkan 200 Mahasiswa UMK, BLDF Tanam Pohon Beragam Jenis

Albedo perlu dihitung

Albedo mengacu pada kemampuan suatu permukaan untuk memantulkan sinar matahari. Permukaan yang terang memantulkan banyak cahaya kembali ke atmosfer, yang berarti permukaan tersebut memiliki albedo yang tinggi.

Efek albedo tertinggi terletak di daerah beku di dunia. Salju dan es yang belum tersentuh dapat memantulkan hingga 90 persen energi matahari.

Sementara itu, kawasan hutan yang cenderung lebih gelap dibandingkan permukaan lainnya menyerap lebih banyak sinar matahari dan mempertahankan kehangatan, sehingga memberikan albedo yang rendah.

Oleh karena itu, beberapa ahli berpendapat bahwa hutan dapat menahan panas yang tidak diinginkan, sehingga berkontribusi terhadap pemanasan global.

Para peneliti mengatakan, efek albedo hutan harus diperhitungkan serta manfaat kemampuan pohon dalam menyimpan karbon.

Baca juga: AEON Store dan Living World Kota Wisata Tanam Pohon Bersama

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Nyamuk Muncul di Islandia, Tanda Nyata Dampak Perubahan Iklim
Nyamuk Muncul di Islandia, Tanda Nyata Dampak Perubahan Iklim
Pemerintah
WMO: Peringatan Dini Bencana Hak Asasi Manusia, Tak Boleh Ada yang Mati Sia-sia
WMO: Peringatan Dini Bencana Hak Asasi Manusia, Tak Boleh Ada yang Mati Sia-sia
Pemerintah
Ketika Perempuan Petani di Kalbar Andalkan Gotong Royong untuk RIngankan Pekerjaan Keluarga...
Ketika Perempuan Petani di Kalbar Andalkan Gotong Royong untuk RIngankan Pekerjaan Keluarga...
LSM/Figur
DBS Ungkap 5 Tren yang Akan Bentuk Masa Depan Pembiayaan Berkelanjutan
DBS Ungkap 5 Tren yang Akan Bentuk Masa Depan Pembiayaan Berkelanjutan
Swasta
BRIN Jelaskan Bagaimana Bakar Sampah Bisa Datangkan Hujan Mikroplastik
BRIN Jelaskan Bagaimana Bakar Sampah Bisa Datangkan Hujan Mikroplastik
Pemerintah
Cuaca Panas Mereda, Kini BMKG Prediksi Peningkatan Curah Hujan
Cuaca Panas Mereda, Kini BMKG Prediksi Peningkatan Curah Hujan
Pemerintah
Citi Foundation Gandeng YCAB Kolaborasi Perkuat Akses Kerja bagi Anak Muda dan Disabilitas
Citi Foundation Gandeng YCAB Kolaborasi Perkuat Akses Kerja bagi Anak Muda dan Disabilitas
LSM/Figur
Satgas Relokasi 63 Orang yang Tinggal di Zona Merah Radiasi Cikande
Satgas Relokasi 63 Orang yang Tinggal di Zona Merah Radiasi Cikande
Pemerintah
Akademisi IPB Soroti Lemahnya Pengawasan Mutu dalam Kasus Udang Terpapar Cesium
Akademisi IPB Soroti Lemahnya Pengawasan Mutu dalam Kasus Udang Terpapar Cesium
Pemerintah
Kisah Desa Seraras, Dahulu Gelap Gulita Kini Bisa Rasakan Listrik Mengalir ke Rumah
Kisah Desa Seraras, Dahulu Gelap Gulita Kini Bisa Rasakan Listrik Mengalir ke Rumah
Pemerintah
Perkuat Vokasi Digital, Digiserve Salurkan 240 Perangkat Digital ke SMK Telkom
Perkuat Vokasi Digital, Digiserve Salurkan 240 Perangkat Digital ke SMK Telkom
BUMN
Emisi Metana: Yang Penting Bukan Datanya, Tapi Menghentikannya
Emisi Metana: Yang Penting Bukan Datanya, Tapi Menghentikannya
Pemerintah
UII dan UNJAYA Kembangkan Model Pertanian Kopi Berbasis Ekonomi Sirkular
UII dan UNJAYA Kembangkan Model Pertanian Kopi Berbasis Ekonomi Sirkular
LSM/Figur
Lahan Pertanian Global Diproyeksikan Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2100
Lahan Pertanian Global Diproyeksikan Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2100
LSM/Figur
Langkah Hijau PLN, Sulap Tumpukan Sampah Jadi Energi Bersih
Langkah Hijau PLN, Sulap Tumpukan Sampah Jadi Energi Bersih
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau