Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2024, 15:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan komitmennya dalam mengakselerasi transformasi digital di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

"Kemenparekraf terus berkomitmen untuk melakukan transformasi digital sehingga meningkatkan peluang bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat terutama dari sisi penciptaan lapangan kerja baru, sisi teknologi, maupun sustainability (keberlanjutan)," ujar Sandiaga, dalam forum World Digital Economy & Technology Summit 2024 di Shangri-La Jakarta, Senin (27/5/2024).

Baca juga: Ekspor Batik 17,5 Juta Dolar AS, UMKM Perlu Ekosistem Pasar Digital

Saat ini, masyarakat sedang memasuki era VUCA, yakni gabungan situasi mulai dari volatility (volatilitas), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambiguitas).

Oleh karena itu, setiap orang harus memiliki kemampuan adaptif dan eksploratif yang mumpuni. Kemampuan ini sekaligus menjawab tantangan transformasi digital yang semakin kompleks.

“Melalui teknologi, kita benar-benar akan dapat menciptakan solusi untuk beberapa masalah paling mendesak yang kita hadapi secara global, seperti krisis iklim,” kata Sandiaga. 

Pemanfaatan teknologi menjadi salah satu bagian penting dalam pengelolaan air ke depannya. 

Baca juga: Kemenparekraf Bantu Desa Cihamber Kelola Pariwisata Berkelanjutan

Apalagi, dari 72 persen permukaan bumi yang tertutup air, hanya 1 persen yang bisa diakses dan digunakan sebagai air minum maupun keperluan sanitasi. 

“Tetapi teknologi memberi kita banyak peluang untuk memecahkan beberapa masalah. Selain itu, kami melihat ketahanan dan praktik berkelanjutan di mana teknologi juga masuk dan memberikan banyak solusi,” papar dia. 

Tak hanya sebagai solusi, Sandiaga menjelaskan, akselerasi transformasi digital menjadi kunci dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Sebab, pada 2035, Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital. Di mana jika dibagi rata, dari saat ini hingga tahun tersebut, Indonesia perlu mencetak sedikitnya 600.000 talenta digital setiap tahun.

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau