KOMPAS.com - Survei terbaru yang dilakukan oleh Morgan Stanley Institute for Sustainable Investing mengungkapkan bahwa mayoritas investor institusi mengantisipasi pertumbuhan signifikan pada aset berkelanjutan dalam dua tahun ke depan.
Survei yang dilakukan terhadap lebih dari 900 investor institusi di Amerika Utara, Eropa, dan Asia Pasifik pada bulan Juli dan Agustus 2024 juga menyoroti optimisme yang kuat terhadap investasi berkelanjutan meskipun terdapat tantangan yang terus berlanjut.
Dikutip dari ESG News, Jumat (6/12/2024) laporan Morgan Stanley menyebut pula sebanyak 80 persen investor memperkirakan proporsi aset mereka yang dialokasikan untuk investasi berkelanjutan akan meningkat dalam dua tahun ke depan.
Baca juga:
Perspektif manajer aset pun juga mencatat hal yang sama. Sebanyak 78 persen manajer aset global memperkirakan peningkatan aset dana berkelanjutan yang dikelola (AUM) pada periode yang sama.
Pertumbuhan ini diperkirakan akan didorong oleh mandat baru dan alokasi yang lebih tinggi dari klien yang sudah ada.
Selain itu, 80 persen perusahaan mengharuskan manajer aset mereka untuk memiliki kebijakan atau strategi investasi berkelanjutan.
Hampir 90 persen investor institusi menunjukkan bahwa aktivitas investasi berkelanjutan mereka didorong oleh permintaan klien dan pemangku kepentingan eksternal.
Kendati demikian tetap ada tantangan yang menghambat dalam upaya investasi berkelanjutan.
Sejumlah tantangan yang dimaksud meliputi kesulitan dalam mengakses data berkelanjutan yang andal dan konsisten (71 persen). Kemudian munculnya ketidakpastian akibat perubahan kebijakan dan peraturan (69 persen).
Lainnya adalah kekhawatiran akan klaim menyesatkan mengenai manfaat investasi bagi lingkungan (68 persen).
Perbedaan regional : Investor di wilayah Asia Pasifik menyatakan tantangan tersebut lebih tinggi dibandingkan investor di Eropa dan Amerika Utara, dengan kekhawatiran khusus terhadap beban persyaratan pengungkapan (71 persen).
Lebih lanjut, secara global investor institusi memprioritaskan investasi keberlanjutan pada sektor-sektor prioritas layanan kesehatan (41 persen) dan inklusi keuangan (40 persen).
Baca juga:
Sementara investor Eropa lebih menekankan pada solusi alam dan keanekaragaman hayati.
Sedangkan solusi adaptasi iklim dipandang sebagai salah satu peluang investasi yang paling kurang dihargai di seluruh kawasan.
“Investor institusi melihat lintasan pertumbuhan aset berkelanjutan secara global di tahun-tahun mendatang untuk memenuhi permintaan klien dan pemangku kepentingan yang semakin meningkat di pasar investasi berkelanjutan yang lebih matang," ungkap Jessica Alsford, Chief Sustainability Officer dan Ketua Institute for Sustainable Investing di Morgan Stanley.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya