JAKARTA, KOMPAS.com - Kewirausahaan sosial dan pemberdayaan perempuan menjadi komitmen PT Delta Dunia Makmur Tbk untuk program Environment, Social, and Governance (ESG).
Seperti diketahui, ESG menjadi salah satu kerangka kerja atau framework yang terkait dengan keberlanjutan atau sustainability.
Keterhubungan ESG dengan sustainability adalah pengelolaan perusahaan dengan energi terbarukan, pemberdayaan pendidikan, kewirausahaan perempuan, ekonomi sirkular, hingga penyelamatan lingkungan.
Delta Dunia yang bergerak di bidang pertambangan merupakan emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode nama DOID, telah menandatangani kerja sama teranyar terkait ESG bidang kewirausahaan sosial.
Baca juga: Perempuan, Korban Paling Menderita akibat Praktik Korupsi, Ini Pencegahannya
Kerja sama ini berlangsung antara anak usaha DOID, PT BISA Ruang Nusantara (BIRU) dengan Torajamelo, pada Kamis (30/3/2023).
BISA berfokus pada aspek sosial dengan mempromosikan pendidikan, pelatihan vokasional, pengelolaan limbah, dan daur ulang.
Sementara Torajamelo merupakan lini bisnis penyedia berbagai kebutuhan gaya hidup.
Torajamelo juga mengedepankan keberlanjutan lingkungan dan mendukung pemberdayaan masyarakat adat, khususnya perempuan, sekaligus penggagas Ahana.
Ahana sendiri merupakan platform penyedia merek lokal yang dikurasi dengan mengedepankan keberlanjutan lingkungan oleh Torajamelo.
Secara teknis, BIRU berinvestasi dalam bentuk utang yang dapat dikonversi menjadi saham (convertible debt) senilai Rp 7,5 miliar.
Dana sebesar itu dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis, meningkatkan dampak sosial, dan biaya operasional Ahana.
"Kami memastikan komitmen terhadap ESG berjalan oleh anak usaha kami, terutama BIRU," ucap Direktur Utama DOID Ronald Sutardja.
Ahana pun berencana meluncurkan jenama re:mello.
Direktur Torajamelo Dinny Jusuf mengatakan, re:mello adalah inisiatif membantu perusahaan dalam memajukan agenda ekonomi sirkular.
"Kami memberikan apresiasi terhadap kerja sama ini," kata Dinni.
Sebelumnya, DOID telah mendukung pemberdayaan komunitas perempuan melalui Wifepreneur yang masuk dalam program binaan anak usaha, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA).
Program Wifepreneur memberikan kesempatan kepada para istri karyawan dan karyawan perempuan BUMA mengembangkan kompetensi yang diperlukan menjadi wirausaha berdaya saing.
Hingga 2022, 157 perempuan telah berpartisipasi dalam program ini.
Para perempuan tersebut menghasilkan 126 jenama, termasuk produk makanan dan minuman, fesyen, jasa, dan cenderamata.
Melalui BUMA, DOID juga memiliki inisiatif Pemberdayaan Bisnis Berbasis Komunitas guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi komunitas perempuan.
Hasil inisiasi ini adalah sejumlah jenama seperti Eco Sae Migunani (bisnis daur ulang), Putri Maluang Batik (perajin batik), dan Asosiasi Perempuan Desa Inaran, yang berkomitmen untuk mendukung wirausahawati perempuan di Desa Inaran, Kecamatan Samballung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya