4. Meningkatkan Pendapatan Ekonomi
Dari sampah anorganik, kita bisa menghasilkan barang baru dan uang. Sampah anorganik yang diolah dengan baik dapat membantu meningkatkan pendapatan ekonomi.
Apalagi ketika seseorang berhasil menjalankan usaha khusus di bidang daur ulang sampah, kesempatan kerja pun kian meningkat.
Kendati ada manfaatnya, jangan lupakan bahwa sampah anorganik yang tidak diolah dengan baik dan dibuang begitu saja, bisa menyebabkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan dan beberapa sektor.
Berikut ini beberapa dampak buruk yang dihasilkan dari sampah anorganik.
1. Gangguan Kesehatan
Keberadaan sampah anorganik di lingkungan sekitar, bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan. Baik dari sampahnya itu sendiri, maupun dari proses produksinya.
Contohnya adalah ketika bahan dan pembuatan kaleng atau plastik. Plastik mengandung bahan sintetis yang berbahaya bagi manusia. Salah satunya ialah dioksin yang bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Mulai dari gangguan saraf bahkan hingga kanker. Bau dari area pembuangan juga bisa menghambat pernapasan seseorang. Apalagi bila mereka yang tinggal dekat dengan TPA sekitar.
2. Masalah Lingkungan
Masalah sampah selalu menjadi sorotan penting karena bisa menyebabkan masalah lingkungan, seperti pemanasan global. Dengan penumpukan sampah anorganik, juga berisiko meningkatnya bencana alam.
Misalnya, banjir yang terjadi setiap tahun di Indonesia. Penyebabnya adalah karena penumpukan sampah yang menghalangi aliran air sungai. Aliran air yang tersumbat pun meluap ke jalanan karena tidak ada lintasan lain untuk mengalir.
Selain banjir, kandungan berbahaya dari sampah anorganik, seperti sampah plastik fleksibel bisa mencemarkan sungai di Indonesia.
Menurut hasil riset Waste4Change Insight: Alur Material Sampah Fleksibel di DKI Jakarta bahwa di 5 kotamadya DKI Jakarta terdapat 87,52 persen atau 244,72 ton per hari timbulan sampah plastik fleksibel masih berakhir di TPA.
Ketika air tercemar, kemurnian dan kesehatan air tidak lagi terjaga. Bahkan makhluk hidup di air atau laut bisa tercemar karena mengonsumsi kandungan sampah anorganik.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya