3. Manajemen Informasi Gedung atau Building Information Management (BIM)
Jika CAD sangat mengubah peran desainer, maka Building Information Management (BIM) telah terbukti sangat serbaguna.
BIM memungkinkan arsitek, insinyur, kontraktor, dan subkontraktor berkolaborasi dalam detail paling halus sekalipun dalam desain dan konstruksi dengan menggunakan basis data dan model komputer yang sama.
BIM melibatkan semua pemangku kepentingan proyek yang bekerja secara kolaboratif pada model tiga dimensi terperinci yang mencakup semua sistem fungsional struktur.
Seperti trotoar, balok dan gelagar, instalasi HVAC dan listrik, serta estetika bangunan pada dinding, lengkungan, atap, dan rel.
Karena BIM adalah proses kolaboratif dari awal hingga akhir, sangat memungkinkan semua pihak yang terlibat prakonstruksi untuk memvisualisasikan dan menganalisis keputusan desain, serta menunjukkan gangguan dan kesalahan lainnya, sebelum pekerjaan dimulai di lokasi.
Untuk kontraktor, bekerja secara kolaboratif ini dapat menghemat sumber daya secara signifikan, karena konstruksi tidak akan dimulai sampai semua yang terlibat mengirimkan desain mereka, memastikan benturan kepentingan terdeteksi dan diperbaiki dengan cepat, dan mudah, bahkan sebelum groundbrealing proyek dimulai.
Betapapun transformatifnya BIM, ini hanyalah permulaan dari apa yang mungkin terjadi pada masa-masa yang akan datang.
4. Prefabrikasi dan Industrialisasi Konstruksi
Merakit komponen konstruksi kompleks yang besar, sepotong demi sepotong di lokasi proyek, bisa jadi sulit. Munculnya fabrikasi di luar lokasi proyek telah sangat meningkatkan efisiensi proses ini.
Misalnya, heat exchanger masif yang dibuat di toko vendor tidak hanya akan tiba di lokasi dalam kondisi siap untuk dipasang, tetapi juga mendapat manfaat dari pengelolaan inventaris suku cadang dan material yang lebih baik.
Selain itu juga tercipta peningkatan efisiensi dan produktivitas. Pengembalian investasi meningkat, sementara pemborosan dan inefisiensi turun.
Penghematan besar dalam waktu pelaksanaan proyek pun tercipta saat komponen seperti panel berinsulasi beton, panel rangka kayu, unit pompa, kompresor, dan panel instrumen dibuat di bengkel, bukan di lokasi proyek, sehingga siap untuk dipasang dan terhubung dengan baik.
Prefabrikasi dan industrialisasi konstruksi ini diadopsi oleh lebih banyak industri setiap tahun. Menurut laporan Dodge Data & Analytics SmartMarket, 90 persen kontraktor mengatakan, mereka mencapai peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan kepastian jadwal dibandingkan dengan metode konstruksi tradisional.
Sebanyak 61 persen peserta lainnya mengharapkan untuk menggunakan metode prefabrikasi, setidaknya 10 persen di proyek mereka dalam tiga tahun ke depan, atau meningkat dari 44 persen yang menggunakan metode ini.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya