Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai AC Bisa Tingkatkan Pemanasan Global, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 09/05/2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

AC menggunakan fluida bernama Chlorofluorocarbon atau yang disingkat menjadi CFC untuk mendinginkan ruangan.

Bila terjadi kebocoran, CFC naik ke stratosfer dapat merusak lapisan ozon. Di lapisan stratosfer yang tinggi, CFC bertemu dengan foton berenergi tinggi dari sinar matahari. 

Dilansir dari Chemistry LibreTexts, klorin dalam CFC menghancurkan begitu banyak ozon karena bertindak sebagai katalis.

Melalui Protokol Montreal pada 1987, CFC sepakat untuk dihapuskan dan akhirnya digantikan oleh hidrofluorokarbon atau HFC.

Akan tetapi, HFC rupanya juga menyumbang emisi GRK dan justru ribuan kali lebih kuat daripada karbon dioksida, sebagaimana dilansir The Washington Post.

Protokol Montreal akhirnya diamandemen dan menetapkan agar HFC diturunkan secara bertahap pada pertengahan 2040-an.

Baca juga: Pemanasan Global: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

Butuh teknologi baru

Selama puluh tahun mendatang, permintaan AC di dunia diperkirakan akan meroket. Dilansir dari The Washington Post, saat ini di dunia ada sekitar 2 miliar unit AS.

Menurut IEA, jumlah AC di gedung-gedung di seluruh dunia akan mencapai 5,6 miliar pada 2050.

Dilansir dari The Washington Post, teknologi AC saat ini kurang efisien dan mengonsumsi cukup banyak listrik.

Jika tidak ada perubahan teknologi, konsumsi listrik dari AC saja diprediksi akan berdampat pada meningkatnya tekanan terhadap ketenagalistrikan.

Beruntungnya, teknologi AC terus dimodifikasi agar lebih ramah lingkungan. Contohnya, ada unit AC yang menggunakan zat pendingin seperti R-32 yang memiliki potensi pemanasan global lebih sedikit daripada CFC dan HFC.

Selain itu, dikembankan teknologi AC yang lebih hemat listrik dengan menyesuaikan kerja kompresor saat suhu tertentu.

Baca juga: CEK FAKTA: Penurunan Suhu Bumi Tak Hapus Fakta soal Pemanasan Global

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau