Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2023, 22:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sanitasi kerap diperbincangkan dan menjadi salah satu target dalam Sustainable Development Goasl (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Sanitasi yang layak adalah tujuan nomor enam dari SDGs bersamaan dengan air bersih.

Adanya sanitasi yang layak penting untuk menjaga kesehatan manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, urusan sanitasi tidak bisa dipandang sebelah mata.

Untuk mendalami lebih lanjut mengenai hal ini, berikut pengertian, jenis, dan manfaat dari sanitasi.

Baca juga: Mengenal Tujuan 6 SDGs: Air Bersih dan Sanitasi Layak

Pengertian sanitasi

Menurut World Health Organization (WHO), sanitasi adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang memengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat.

Sementara itu menurut Menurut Perpres No 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (PPAMS), sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan melalui pembangunan sanitasi.

Bila disimpulkan secara ringkas, sanitasi adalah setiap upaya untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.

Baca juga: Capaian Sanitasi Layak di Indonesia, Yogyakarta Paling Atas, Papua Paling Buncit

Sebuah sanitasi disebut layak apabila fasilitas ini memenu sejumlah syarat kesehatan tertentu. Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam statistik Indonesia 2023, ada beberapa kriteria sanitasi disebut layak:

  • Kloset menggunakan leher angsa
  • Tempat pembuangan akhir tinja menggunakan tangki septik atau septic tank
  • Tempat pembuangan akhir tinja ada instalasi/sistem pengolahan air limbah (IPAL/ SPAL)

Fasilitas sanitasi yang layak juga bisa digunakan oleh baik rumah tangga sendiri atau bersama dengan rumah tangga lain.

Meski demikian, menurut Global Waters United States Agency for International Development, sanitasi tidak hanya sekadar toilet.

Sanitasi mencakup sejumlah fasilitas, kebiasaan, dan pelayanan, guna mencegah penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia.

Sedangkan fasilitas sanitasi mengacu pada infrastruktur yang didedikasikan untuk pembuangan, pengangkutan, atau pengolahan kotoran manusia dan limbah padat lainnya.

Baca juga: Layanan Mudik 2023, Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tersedia di 46 Titik Seluruh Indonesia

Jenis-jenis sanitasi

Sanitasi dirancang untuk menjaga kesehatan manusia dengan menciptakan lingkungan bersih yang mencegah penularan penyakit.

Sanitasi yang baik membantu meminimalkan risiko diare dan banyak penyakit lain seperti contohnya kolera, hepatitis, polio, schistosomiasis, dan trachoma.

Penyakit-penyakit tersebut mudah menular di antara populasi dengan sanitasi yang buruk.

Dilansir dari situs web Humanitarian Global, ternyata ada beberapa jenis sanitasi. Berikut jenis-jenis sanitasi.

  • Sanitasi dasar
  • Sanitasi berbasis wadah
  • Sanitasi total berbasis masyarakat
  • Sanitasi kering
  • Sanitasi ekologis
  • sanitasi darurat
  • Sanitasi lingkungan
  • Sanitasi di tempat
  • Sanitasi yang dikelola dengan aman
  • Sanitasi berkelanjutan

Setiap jenis sanitasi memiliki kegunaan dan menyesuaikan kondisi di sebuah daerah berpopulasi.

Baca juga: Tantangan Segudang Wujudkan 100 Persen Akses Air Minum dan Sanitasi

Manfaat sanitasi

Sebagaimana pengertiannya, sanitasi memiliki tujuan utama untuk menjaga kesehatan masyarakat.

Semakin layak sanitasinya, semakin sedikit pula potensi munculnya penyakit di sebuah daerah berpopulasi,

Di sisi lain, WHO telah memaparkan sejumlah manfaat dari sanitasi yang layak. Berikut manfaatnya.

  • Mengurangi penyebaran cacing usus, schistosomiasis, dan trachoma yang menyebabkan jutaan orang menderita
  • Mengurangi keparahan dan dampak malnutrisi
  • Menjaga marwah dan meningkatkan keamanan, khususnya di kalangan perempuan dan anak perempuan
  • Mengurangi penyebaran resistensi antimikroba
  • Tidak mencemari sumber air
  • Berpotensi menjadi sumber energi terbarukan, seperti biogas, yang berasal dari limbah kotoran manusia
  • Berpotensi mengurangi kelangkaan air melalui penggunaan air limbah yang aman untuk irigasi terutama di daerah yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim.

Baca juga: Kolaborasi Antar-BUMN, Pertamina Hibahkan Bantuan Sanitasi untuk Warga Rawa Barat

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau