JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia (International Day for BioDiversity) setiap 22 Mei, Suntory Garuda Beverage (SGB) menggelar program “Mizuiku Outdoor Class” di Rumah Hijau Denassa, Gowa, Sulawesi Selatan
Seperti diketahui, air memiliki peran besar dalam kehidupan manusia. Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)1 dan Dewan Sumber Daya Air Nasional (DSDAN), Indonesia terancam krisis air bersih pada tahun 20252.
Selain itu, berdasarkan studi dan laporan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), 3,28 persen rumah tangga di Indonesia mengalami krisis air tahun 2022, termasuk provinsi-provinsi di Sulawesi.
Sementara keanekaragaman hayati, merupakan bagian tak terpisahkan dari pelestarian air karena ekosistem lingkungan yang berfungsi baik berpengaruh terhadap ketersediaan air dan kualitasnya.
Baca juga: Antisipasi Kekeringan di Desa Buyut Utara, HK Sediakan Air Bersih
Program "Mizuiku Outdoor Class" ini juga mencakup “Mizuiku Teachers Guide (MTG)” yang merupakan buku panduan bagi guru untuk mengedukasi siswa dalam upaya pelestarian air bersih di Indonesia.
Chief Executive Officer PT Suntory Garuda Beverage Neeraj Goyal mengatakan, seiring dengan peringatan International Day for Biological Diversity, program “Mizuiku Outdoor Class” dan MGT menjadi wujud nyata dari komitmen Perusahaan untuk ikut melestarikan lingkungan, khususnya dalam menjaga konservasi air bersih.
“Kami optimistis dapat terus meneruskan upaya kolaboratif dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait demi memperluas dampak sosial perusahaan di lebih banyak daerah di Indonesia,” ujar Neeraj dalam keterangan resni, Kamis (25/5/2023).
Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPGLHK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Sinta Saptarina Soemiarno menambahkan, upaya pengelolaan lingkungan hidup, termasuk pelestarian air bersih membutuhkan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan.
Edukasi adalah bagian penting yang perlu dimulai sejak sekolah dasar. Melalui Sekolah Adiwiyata atau Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) PPGLHK mendukung terwujudnya perubahan perilaku warga sekolah untuk melakukan perilaku ramah lingkungan hidup (PRLH).
Baca juga: Mengenal Tujuan 6 SDGs: Air Bersih dan Sanitasi Layak
Mencakup pengelolaan sampah, konservasi air. konservasi energi, penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman, menjaga kebersihan, sanitasi.
Dalam salah satu indikator Gerakan PBLHS, juga dilakukan penilaian terhadap upaya sekolah dalam melakukan konservasi air di sekolah.
Dengan adanya kerjasama ini, PPGLHK mendukung peningkatan kapasitas wawasan siswa Sekolah Dasar di Indonesia terhadap pelestarian air dan lingkungan.
Hal ini dilakukan dengan memperkaya materi pembelajaran melalui modul-modul yang ditawarkan Program “Mizuiku” ini, antara lain melalui Video MTG dan aktivitas “Mizuiku Outdoor Class” dalam rangka mendorong sekolah untuk menjalankan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup.
Pada tahun 2021, SGB telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK) yang bertujuan dalam pembinaan dan pengajaran terkait konservasi air untuk generasi muda di sekolah, lembaga masyarakat, dan komunitas di sekitarnya.
Baca juga: Pengertian Air Bersih, Ciri-ciri, dan Menjaga Kebersihannya
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa Azhari Aziz mengapresiasi inisiatif SGB dalam memberikan edukasi pelestarian air dan lingkungan kepada generasi muda.
“Kami menyambut baik kehadiran program “Mizuiku Outdoor Class” yang diharapkan dapat mengedukasi siswa Sekolah Dasar dan masyarakat mengenai tanaman endemik Gowa dan akan pentingnya pelestarian air serta lingkungan," kata Aziz.
Inisiatif ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan kekayaan flora dan fauna Gowa dan Sulawesi. Semoga inisiatif serupa dapat terus berjalan di daerah- daerah lainnya untuk mempromosikan pelestarian lingkungan dan air secara menyeluruh serta berkelanjutan di Indonesia.
Komitmen berkelanjutan SGB melalui “Mizuiku Outdoor Class” merupakan salah satu program berkelanjutanyang bertujuan membangun kesadaran pada anak-anak sejak usia dini akan pentingnya pelestarian air bersih dan menjaga hutan bagi pemeliharaan air.
Terdapat empat area pelestarian air yang menjadi desain khusus pembelajaran bagi anak-anak dan guru, yaitu menjaga daur dir, mencegah pencemaran air, mengonservasi air, menjaga air tetap bersih dengan memilah sampah.
Program ini dimulai pada tahun 2004 di Jepang dan dikembangkan di Indonesia pada tahun 2019 saat peringatan Hari Anak Nasional.
Hingga tahun 2022, atau tahun keempat penyelenggaraan program Mizuiku, hampir 30.000 murid dan 1.500 kepala sekolah serta guru di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia telah berpartisipasi dalam program ini.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya