Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Selain penyu, jenis biota yang kini terancam punah adalah kima raksasa. Kendala dalam pelestarian kima raksasa adalah larvanya yang harus menemukan substrat yang kasar (baru dapat bertahan hidup.

Informasi mengenai Taman Nasional Taka Bonerate dapat dilihat di sini.

Baca juga: Jalur Trekking Loh Buaya di Taman Nasional Komodo Dibuka 1 April 2023

7. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terletak di empat kabupaten di Sulawesi Tenggara yaitu Konawe, Konawe Selatan, Kolaka, dan Bombana.

Luas Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai 105.194 ha dan memiliki lima tipe ekosistem.

Kelima ekosistem ini adalah hutan hujan dataran rendah, hutan pegunungan rendah, savana, rawa, dan mangrove.

Objek dan daya tarik wisata Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai berupa muara Lanowulu, savana Lanowulu-Langkowala, rawa Aopa, gunung Watumohai, dan air terjun.

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdapat babi rusa, anoa, dan 155 spesies burung di mana 37 di antaranya endemik. Selain itu, di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdapat 323 spesies tanaman.

  • Lokasi: Sulawesi Tenggara
  • Pengelola: Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

Baca juga: Taman Nasional Baluran dan Gunung Ijen dalam Bidikan Samsung Galaxy S23 Ultra

8. Taman Nasional Wakatobi

Taman Nasional Wakatobi terletak di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Taman Nasional Wakatobi memiliki luas mencapai 1,39 juta hektare, dan di dalamnya terdapat 25 gugusan terumbu karang sepanjnag 600 kilometer. Ada sekitar 112 jenis dari 13 famili terumbu karang.

Taman Nasional Wakatobi berada di Coral Triangle atau Segitiga Terumbu Karang. Coral Triangle adalah istilah yang mengacu pada wilayah seluas 6 juta kilometer yang membentang dari Malaysia, Indonesia, Kepulauan Solomon, hingga Timor Leste.

Taman Nasional Wakatobi ini juga memiliki berbagai spesies langka yang dilindungi seperti penyu sisik, penyu hijau, ikan napoleon.

Kemudian kepiting kenari, lola, duyung, lumba-lumba, hingga cumi-cumi berbintik hitam. Di Taman Nasional Wakatobi juga ditemukan jenis burung laut, seperti angsa batu coklat, cerek melayu, hingga raja udang.

Informasi mengenai Taman Nasional Taka Bonerate dapat dilihat di sini.

  • Lokasi: Sulawesi Tenggara
  • Pengelola: Balai Taman Nasional Wakatobi

Baca juga: Wisata ke Taman Nasional Komodo, Bisa Mampir Lihat Atraksi di Desa

9. Taman Nasional Gandang Dewata

Katak Limnonectes dari Gandang Dewata, Sulawesi Barat, yang diduga sebagai spesies baru.Amir Hamidy/LIPI Katak Limnonectes dari Gandang Dewata, Sulawesi Barat, yang diduga sebagai spesies baru.

Taman Nasional Gandang Dewata terletak di tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yaitu Mamuju, Mamuju Tengah, dan Mamasa.

Taman Nasional Gandang Dewata memiliki luas 189.208,17 ha dan menjadi habitat bagi flora serta fauna endemik Sulawesi.

Selain itu, taman nasional ini juga menyimpan beragam jenis tanaman dan satwa yang berpotensi sebagai jenis baru, mulai dari jenis jahe-jahean, tikus, katak, hingga anggrek, sebagaimana dilansir dari pemberitaan Kompas.id.

Gandang Dewata bisa disebut habitat asli kawasan Wallacea yang paling utuh. Ekosistemnya yang unik melahirkan beragam flora dan faunanya yang khas.

  • Lokasi: Sulawesi Barat
  • Pengelola: Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan

Baca juga: Taman Nasional Yellowstone, Taman Nasional Pertama di Dunia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

LSM/Figur
Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Pemerintah
Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Pemerintah
Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemerintah
Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Pemerintah
IEEFA Sebut 'Power Wheeling' Bisa Dorong Investasi Hijau

IEEFA Sebut "Power Wheeling" Bisa Dorong Investasi Hijau

LSM/Figur
Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Pemerintah
Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

LSM/Figur
Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

LSM/Figur
APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta 'Eksportir Sustainable' di Ajang TEI 2024

APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta "Eksportir Sustainable" di Ajang TEI 2024

Swasta
Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

LSM/Figur
Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau