JAKARTA, KOMPAS.com - PT Petrokimia Gresik, perusahaan negara anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pupuk Indonesia (Persero) membeberkan langkah terkini tentang tujuan berkelanjutan, Kamis (25/5/2023).
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, akan terus melakukan upaya perbaikan berkelanjutan pada gipsum yang merupakan produk samping dari pabrik asam fosfat.
Secara singkat, perbaikan berkelanjutan pada gipsum merupakan upaya melestarikan tanah dan lingkungan.
Ada tiga strategi yang dijalankan Petrokimia Gresik dalam memanfaatkan gipsum.
Pertama, sebagai bahan baku purifikasi gipsum (purified gypsum).
Pemanfaatan gipsum menjadi purified gypsum mencapai 1.100.000 ton per tahun dengan nilai ekonomi sirkular sebesar 80 juta dollar Amerika Serikat (AS) setiap tahunnya.
Kedua, gipsum Petrokimia Gresik dioptimalisasikan menjadi bahan baku produk pembenahan tanah dengan merek dagang PetroCAS.
Pemanfaatan gipsum sebagai bahan baku PetroCAS jumlahnya sekitar 300.000 ton per tahun, dengan potensi ekonomi sirkular mencapai 21 juta dollar AS.
Ketiga, gipsum Petrokimia Gresik juga dimanfaatkan untuk memproduksi pupuk ZA pada perkebunan tebu.
Penggunaan pupuk ZA terbukti mampu meningkatkan rendemen gula pada tanaman tebu.
"Adapun total pemanfaatan gipsum sebagai bahan baku pupuk ZA adalah sebesar 200.000 ton per tahun dengan ekonomi sirkular mencapai 23 juta dollar AS," ungkap Dwi.
Baca juga: Mengenal Ekonomi Sirkular, Sistem Produksi Berkelanjutan yang Ramah Lingkungan
Keberhasilan komersialisasi gipsum oleh Petrokimia Gresik merupakan hasil kolaborasi antara perusahaan dengan akademisi, dan pemerintah dalam upaya menjalankan ekonomi sirkular.
Petrokimia Gresik pun berkomitmen terus melakukan upaya penurunan emisi gas rumah kaca demi mewujudkan upaya Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR 2050) lewat pemanfaatan produk samping.
Pencapaian Petrokimia Gresik untuk gipsum, imbuh Dwi Satriyo, mendapatkan ganjaran apresiasi pada Forum International Fertilizer Association (IFA) Annual Conference 2023 di Praha, Republik Ceko, Rabu (24/5/2023).
"Upaya inovasi kami selaras dengan prinsip IFA yang mengedapankan konsep Academic, Bussiness, Government (ABG) Collaboration dalam menghasilkan ekonomi sirkular," pungkas Dwi Satriyo.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya