Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HUT Ke-3, Indonesian Gastronomy Community Angkat Isu Pangan Lokal hingga Stunting

Kompas.com - 29/05/2023, 15:43 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com – Dalam peringatan hari jadi ketiga, Indonesian Gastronomy Community (IGC) mengangkat berbagai isu penting seputar pangan, mulai dari dari mengarusutamakan makanan khas Indonesia hingga mendukung program Pemerintah dalam pengentasan stunting.

Sebagai informasi IGC adalah komunitas yang bertujuan memajukan Indonesia melalui kecintaan terhadap makanan dan minuman beserta nilai kebudayaannya.

IGC memiliki maksud dan tujuan untuk memberikan kontribusi nyata melalui pemberdayaan, penguatan, dan peningkatan nilai tambah serta daya saing makanan dan minuman Indonesia di kancah nasional maupun internasional.

“Kami melihat bahwa IGC sudah banyak terlibat dalam kegiatan yang mendukung pemerintah dalam semakin memperkenalkan makanan khas Indonesia," ungkap Wakil Pendiri IGC, James Budiono yang juga merupakan seorang pengusaha makanan (29/5/2021).

Bentuk dukungan itu antara lain diwujudkan IGC dalam keterlibatan "Indonesia Spice Up the World" yang merupakan program pemerintah dan penerbitan buku Handrawina Adiboga Nusantara bagi perwakilan Indonesia di bawah naungan Kementerian Luar Negeri.

Di Buku Handrawina Adiboga Nusantara, IGC mengangkat beberapa pangan lokal untuk jamuan makan perwakilan RI di luar negeri, antara lain tumpeng punar, nasi gudeg, nasi liwet, lontong sate ayam, nasi pecel, gado-gado, nasi goreng, selat Solo, dan beragam kudapan seperti singkong goreng, loempia, lemper, dan bakwan udang.

Makanan tersebut disajikan dengan perencanaan brunch, makan siang, makan malam, risjsttafel, coffee morning, afternoon tea, dan cocktail party.

Perkenalkan kekayaan pangan lokal

“Kami berupaya untuk dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak agar makanan khas Indonesia tidak hanya dikenal di dalam negeri, namun juga di luar negeri," tegas Ria Musiawan, Ketua Umum IGC.

“Tahun ke depan ini, kami akan bersinergi dengan Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia untuk mengangkat gatronomi Bali Kuno," tambahnya.

Baca juga: Pemerintah Optimistis Target Stunting 14 Persen Tercapai 2024

Beberapa tahun ini, IGC melalui program Gastronosia melakukan rekonstruksi makanan dari prasasti, yaitu di Prambanan pada tahun 2021 dan di Borobodur pada tahun 2022 bersama Balai Konservasi Budaya Jawa Tengah dan restoran Bale Raos.

 

Indonesian Gastronomy Community (IGC) rayakan tahun ke 3 dengan mengangkat makanan lokal ke tingkat dunia.DOK. IGC Indonesian Gastronomy Community (IGC) rayakan tahun ke 3 dengan mengangkat makanan lokal ke tingkat dunia.

IGC juga membuat pop up Museum Gastronomi Indonesia bersama Siji Solusi Digital. Materi-materi ini akan diterjemahkan dalam bahasa Inggris untuk dapat dipromosikan ke luar negeri bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan diaspora Indonesia yang memiliki restoran.

Berdasarkan diskusi yang pernah diselenggarakan IGC dengan nara sumber perwakilan Indonesia di beberapa negara dan pemilik restoran Djawa di Perancis, Stephani Dambron, menyimpulkan warga asing menyukai makanan Indonesia karena kaya akan rasa dan menggunakan bahan makanan beragam.

Pada kegiatan di dalam negeri, berupa Lomba Tumpeng saat perayaan HUT Indonesia dan Indonesian Cooking Festival (ICF), IGC yang diikuti oleh para peminat makanan, perguruan tinggi, pelajar dan Asosiasi jasa boga untuk dapat terlibat keanekaragaman budaya Indonesia.

IGC juga telah meluncurkan Museum Gastronomi Indonesia (https://museumgastronomi.id/) pada tahun 2021, dan berencana untuk membuat museum fisik ke depannya. Saat ini IGC sedang menyusun buku Tumpeng Indonesia yang didukung oleh para Dewan Pakar IGC.

Baca juga: Posyandu Perlu Diperkuat Demi Tangani Stunting

Ria Musiawan melanjutkan, ”Walau IGC merupakan sebuah komunitas kecil, namun ingin memiliki andil dalam mengembangkan gastronomi Indonesia melalui kegiatan-kegiatan tersebut.”

Pengentasan stunting lewat makanan tradisional

IGC juga mendukung program dunia dengan melaksanakan kegiatan untuk mencapai target pemerintah dalam prevalensi stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

Kampanye diusung adalah meningkatkan gizi masyarakat melalui makanan tradisional yang mungkin ditinggalkan karena ada makanan yang lebih praktis.

Strategi gastronomi dilakukan dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi berbagai hidangan enak dan menyehatkan dapat memperbaiki gizi anak dan menurunkan stunting melalui gastronom yang cerdas.

Deklarasi Pencegahan Stunting dilaksanakan pada Oktober 2022 melalui kerjasama dengan Ray Basrowi (Danone Indonesia) dan melibatkan ahli yang berperan dalam menyusun konsesus nutrisi dan hidrasi berbasis makanan tradisional untuk penanganan stunting.

Beberapa pakar yang terlibat antara lain Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Bondan Kanumoyoso, dan Dokter Gizi dan juga President of Indonesian Nutrition Association Luciana Sutanto, Chef Stefu Santoso, Dewan Pakar IGC Hindah Muaris, Legislatif (DPR) Komisi 9 Abidin Fikri, Perwakilan GAPPMI selaku Pelaku Industri Patricia Tobing, Pakar Sosio-Antropologi dan Psikologi Komunitas Endang Mariani Rahayu, serta Pengamat Media dari Kompas Gramedia Group Ninuk Pamudi.

Baca juga: Dexa Edukasi Bidan Turunkan Angka Stunting

 

Sebagai wujud komitmen tersebut, IGC telah melakukan Sosialisasi di beberapa daerah, yaitu Kabupaten Serang, Kabupaten Kapuas & Pulang Pisau di Kalimantan Tengah, dan Puskesmas Cilincing.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Perum Perhutani Bakal Tanam 24 Juta Pohon

Perum Perhutani Bakal Tanam 24 Juta Pohon

Pemerintah
Peneliti BRIN Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berbahan Minyak Kelapa

Peneliti BRIN Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berbahan Minyak Kelapa

Pemerintah
Inggris Janjikan Dana Iklim 2 Miliar Poundsterling untuk Negara Berpendapatan Rendah

Inggris Janjikan Dana Iklim 2 Miliar Poundsterling untuk Negara Berpendapatan Rendah

Pemerintah
Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

Swasta
InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

BUMN
NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

Pemerintah
Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Pemerintah
IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

Swasta
Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Pemerintah
BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

Pemerintah
Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Pemerintah
COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

Pemerintah
PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

Pemerintah
Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Pemerintah
Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau