KOMPAS.com - Adanya fenomena El Nino dapat melipatgandakan potensi kerentanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun ini.
Hal tersebut disampaikan Peneliti dan Analis Data Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pantau Gambut Almi Ramadhi dalam acara diskusi mengenai studi karhutla yang diadakan di Jakarta, Rabu (31/5/2023).
"Potensi kerentanan karhutla yang ada dapat berlipat ganda karena dimulainya El Nino pada pertengahan tahun 2023 ini," kata Almi, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: 6 Cara Mencegah Dampak El Nino pada Sektor Pertanian
Ia menyatakan pernyataan tersebut berdasarkan prediksi Climate Prediction Center (CPC-NOAA) yang menyebutkan adanya signifikansi peningkatan suhu permukaan laut sejak Mei 2023.
Berdasarkan pendekatan historis dan kondisi yang ada potensi karhutla diprediksi terjadi pada Februari hingga Maret.
Kondisi tersebut kemudian disusul pada Juli hingga Oktober.
"Terdapat anomali kekeringan mengakibatkan uap air yang berada di Indonesia tertarik ke Samudera Pasifik yang artinya akan terjadi kekeringan ekstrem di Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Bapanas Ungkap Dampak El Nino jadi Salah Satu Penyebab Harga Telur Mahal
Ia menyebutkan, adanya El Nino juga dapat merusak lahan gambut serta memengaruhi kadar air di dalamnya yang menyebabkan kekeringan menjadi semakin parah.
Dia juga mengungkapkan adanya El Nino di lahan gambut merupakan sebuah siklus berulang di mana cuaca panas dan kering melanda lahan gambut dan dapat menimbulkan karhutla.
"Dengan adanya karhutla, maka akan melepaskan emisi karbon yang berdampak pada perubahan iklim yang lebih ekstrem lagi," tuturnya.
Baca juga: Antisipasi Dampak El Nino, Pemerintah Petakan 3 Titik Rawan Karhutla di IKN
Menurut dia, sebenarnya kemungkinan karhutla terjadi pada lahan gambut terbilang rendah karena pada dasarnya lahan gambut merupakan lahan yang basah.
Karhutla di lahan gambut bisa terjadi karena tanahnya menjadi kering karena lahannya dibuka.
"Yang membuat lahan gambut menjadi kering dan mudah terbakar adalah karena lahannya dibuka dan ditanam," ungkap Almi.
Baca juga: Mentan Tak Sepakat Wacana Impor Beras untuk Hadapi El Nino, Sebut Stok Masih Cukup
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya