Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Gurun Sahara adalah gurun terluas di dunia yaitu sekitar 9 juta kilometer (km) persegi yang terletak di Benua Afrika, tepatnya Afrika Utara.

Gurun Sahara juga mendapat sinar matahari yang berlimpah karena karena terletak tepat di bawah garis balik utara dan tidak pernah terbentuk awan di sana, sehingga sinar matahari tidak pernah terhalangi.

Dengan luas yang begitu besar dan paparan sinar matahari yang banyak, potensi energi surya yang bisa dipanen sangat tinggi.

Menurut perkiraan NASA, setiap meter persegi Gurun Sahara menerima rata-rata antara 2.000 hingga 3.000 kilowatt-jam (kWh) energi matahari per tahun.

Profesor Intelligent Engineering Systems dari Nottingham Trent University Amin Al-Habaibeh menulis di The Conversation bahwa potensi energi surya di Gurun Sahara sangat besar.

Baca juga: Cara Coldplay Wujudkan Konser Ramah Lingkungan: Pasang Panel Surya hingga Pakai Pesawat Carter

Potensi Gurun Sahara

Dengan luas sekitar 9 juta kilometer persegi, total potensi energi matahari di Gurun Sahara lebih dari 22 miliar gigawatt-jam (GWh) per tahun.

Oleh karena itu, muncul berbagai pertanyaan bagaimana jika seluruh wilayah Gurun Sahara dipasangi panel surya atau pembangkit listrik tenaga surya PLTS.

Bila Gurun Sahara ditutupi panel surya atau (PLTS), akan menghasilkan energi 2.000 kali lebih banyak daripada pembangkit listrik terbesar di dunia, yang menghasilkan hampir 100.000 GWh per tahun.

Gurun Sahara berpotensi menghasilkan lebih dari 7.000 kali kebutuhan listrik Eropa, dengan hampir tidak ada emisi karbon. Terlebih lagi, Gurun Sahara juga sangat dekat dengan Eropa.

Al Habaibeh menuturkan, panel surya dapat langsung dimanfaatkan untuk dipasang di Gurun Sahara untuk memanen energi matahari di sana menjadi energi listrik.

Akan tetapi, kelemahan panel surya adalah ketika panel menjadi terlalu panas, efisiensinya menurun.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Energi Surya

Panel surya tidak ideal di wilayah ketika mana suhu musim panas dapat mencapai 45 derajat Celcius bahkan di tempat teduh sekali pun.

Kendati demikian, sejumlah peneliti mengkhawatirkan efek jangka panjang bila Gurun Sahara ditutupi oleh panel surya untuk memanen energi matahari di sana.

Peneliti Geografi Fisik dari Universitas Lund Zhengyaou Lu dan Direktur Penelitian di Hawkesbury Institute for the Environment Western Sydney University Benjamin Smith menulis bahwa dari semua sinar matahari yang diserap, panel surya hanya mengubah sekitar 15 persennya yang kemudian diubah menjadi listrik.

Sisanya dikembalikan ke lingkungan sebagai panas, kata kedua ilmuwan tersebut dalam tulisannya di The Conversation.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Pemerintah
Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Pemerintah
Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Swasta
Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Pemerintah
Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

BUMN
Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Pemerintah
Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Swasta
Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah
Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau