Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/06/2023, 09:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beragam inovasi di dunia konstruksi yang lahir dari gagasan manusia-manusia kreatif. Inovasi ini semata untuk menyeimbangkan kondisi Bumi melalui pengurangan jejak karbon konstruksi.

International Energy Agency (IEA) menyebutkan, hampir 40 persen emisi karbon dioksida (CO2) global dikaitkan dengan lingkungan binaan.

Sebelas persen di antaranya merupakan hasil produksi bahan bangunan seperti baja, semen, dan kaca. Angka ini disebut IEA sebagai sumber emisi destruktif, selain mobil, pesawat terbang, dan plastik.

Maka, ketika ada ilmuwan menciptakan material bangunan bata berbahan baku jamur dan dapat memangkas jejak karbon konstruksi, laik diapresiasi. 

Baca juga: Singkong dan Sekam Padi, Material Bangunan Sekolah Ramah Lingkungan

Bata jamur adalah material bangunan ramah lingkungan yang dipandang sangat menjanjikan dan layak untuk diproduksi. Cara kerja organisme penghasil spora ini, dapat membantu mendekarbonisasi rumah dan kota kita.

Kendati demikian, penggunaan miselium yang merupakan jaringan benang jamur, sebagai bahan konstruksi bukanlah konsep yang sama sekali baru.

Miselium telah digunakan untuk membuat kemasan berkelanjutan sejak 2007. Dan pada tahun 2014, sebuah pameran di Museum Seni Modern New York memamerkan instalasi arsitektur yang terbuat dari limbah pertanian dan miselium.

Saat dikemas ke dalam cetakan, jamur yang tumbuh cepat akan memakan limbah, dan batu bata organik menjadi padat.

Sejak saat itu, sejumlah arsitek kemudian mengeksplorasi potensi bahan yang menarik ini, termasuk cara memanfaatkannya menjadi bahan bangunan yang hidup, dapat didaur ulang, dan dibuat kompos.

Pertanyaannya, bisakah jamur menjadi bahan bangunan untuk konstruksi rumah, apartemen, dan perkantoran masa depan?

Baca juga: Sea Stone, Beton Ramah Lingkungan Terbuat dari Kerang Laut

Sejumlah upaya dan eksperimen terus dilakukan para ilmuwan yang berkolaborasi dengan arsitek. Bahkan, Mei lalu, PLP Labs, laboratorium yang berbasis di London memamerkan blok bangunan modular yang tumbuh dari miselium di Clerkenwell Design Week.

Dilansir dari euronews, blok bangunan ini dibuat menggunakan cangkang kayu tiga dimensi dalam struktur yang unik.

Produk yang mengandung miselium tidak hanya terbarukan dan dapat terurai secara hayati, tetapi juga ringan, sangat baik dalam isolasi dan memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api.

“Kita dapat menggunakan miselium untuk membuat bahan konstruksi, panel, penyerapan akustik, perlengkapan lampu, untuk membuat elemen yang pada dasarnya terbuat dari limbah dan dari alam,” kata peneliti PLP Labs.

PLP Labs saat ini tengah menyelidiki bagaimana menumbuhkan miselium menjadi struktur yang lebih kuat yang dapat menopang berat dengan cara yang sama seperti batu bata.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau