Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Stunting Hingga 14 Persen Butuh Sinkronisasi Hingga Daerah

Kompas.com - 09/06/2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sinkronisasi program Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota, perlu diperkuat agar mencapai target prevalensi stunting secara nasional sebesar 14 persen pada 2024.

Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sri Prahastuti mengatakan diperlukan kerja ekstra untuk dapat mencapai target prevalensi stunting sebesar 14 persen, sebagaimana dilansir Antara.

"Salah satu yang menurut kami perlu ditingkatkan adalah sinkronisasi program dari TPPS di daerah," kata Brian saat melakukan verifikasi lapangan program TPPS di Medan, Sumatera Utara, Jumat (9/6/2023).

Baca juga: Bukan Kurang Gizi, Ini Penyebab Utama Anak Stunting di Perkotaan

Brian mengatakan, selain persoalan sinkronisasi program dari TPPS, pencapaian target penurunan stunting menghadapi beberapa masalah.

Beberapa maslah tersebut yakni minimnya anggaran intervensi gizi spesifik, belum optimalnya implementasi kerangka regulasi, serta belum maksimalnya pelayanan pos pelayanan terpadu (posyandu) dan ketahanan keluarga.

Untuk itu, kata Brian, diperlukan komitmen untuk memperkuat Posyandu, meningkatkan alokasi anggaran intervensi gizi spesifik melalui pemberian makanan tambahan (PMT) berbasis pangan lokal, serta pemanfaatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Baca juga: Penanganan Stunting Harus Dilakukan Bersama-sama

“Perlu adanya keseragaman dan integrasi data dan informasi yang diberikan, yaitu melalui SPBE itu. Sekarang ini banyak informasi atau data yang tidak sama, sehingga sulit memantau,” kata Brian.

Pada kunjungan lapangannya, Brian juga memberikan apresiasi kepada TPPS Provinsi Sumatera Utara karena berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 4,7 persen pada 2022.

Dia berharap praktik baik yang terjadi di Sumatera Utara dapat direplikasi di daerah lain sehingga angka stunting tahun ini dapat turun dengan signifikan.

Baca juga: Berbagai Bahaya Akibat BAB Sembarangan, dari Penyakit hingga Stunting

Selain bertemu dengan TPPS, Brian bersama tim Kedeputian II KSP juga mengunjungi sejumlah lokasi di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, di antaranya, PAUD Adinda, Posyandu Flamboyan, Puskesmas Teluk Karang, dan RSUD Kumpulan Pane.

Dari kunjungan tersebut, KSP menemukan masih ada beberapa alat ukur seperti timbangan yang belum sesuai standar.

"Kami (KSP) tadi sudah minta kepada Dinas Kesehatan setempat untuk segera memproses segala sarana prasarana yang dibutuhkan, termasuk kebutuhan antropometri di seluruh Posyandu dan alat USG di seluruh Puskesmas," kata Brian.

Baca juga: Paparan Asap Rokok Bisa Sebabkan Balita Stunting

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau