Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Perlu Jajan Kosmetik Mahal, Habiskan Waktu di Taman Bikin 2,5 Tahun Lebih Muda

Kompas.com - 30/06/2023, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisakah tinggal di dekat taman membuat Anda lebih muda dari usia sebenarnya? Ladies, berhentilah mencari mata air awet muda atau membuang-buang uang untuk kosmetik mahal.

Habiskan lebih banyak waktu di taman, kebun, hutan, dan ruang terbuka hijau (RTH) lainnya. Sebab, dengan tinggal di dekat, atau menghabiskan sebagian besar waktu di RTH, dapat memperlambat penuaan biologis.

Sebuah studi yang dilakukan tim peneliti gabungan Spanyol dan Amerika Serikat menemukan bahwa orang yang tinggal di dekat ruang hijau rata-rata 2,5 tahun lebih muda secara biologis daripada mereka yang tidak.

Penulis utama studi tersebut yang juga sarjana pasca-doktoral Sekolah Kedokteran Feinberg di Universitas Northwestern Kyeezu Kim mengatakan, hidup di dekat lingkungan yang lebih hijau dapat membantu Anda menjadi lebih muda dari usia yang sebenarnya.

Baca juga: Nairobi, Satu-satunya Ibu Kota di Dunia yang Punya Taman Nasional Satwa Liar

“Kami percaya temuan kami memiliki implikasi yang signifikan untuk perencanaan kota dalam hal perluasan infrastruktur hijau guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi kesenjangan kesehatan," cetus Kim.

Studi baru yang dilakukan Kim ini menyelidiki dampak taman pada usia biologisTim menganalisis jenis modifikasi kimia DNA yang dikenal sebagai metilasi. "Metilasi" adalah proses kimiawi yang terjadi dalam DNA kita.

Pola metilasi DNA tertentu cenderung berubah seiring bertambahnya usia, dan perubahan ini dapat digunakan untuk memperkirakan usia biologis seseorang pada tingkat molekuler, dikenal juga sebagai "jam epigenetik".

Dengan memeriksa jam ini, para ilmuwan dapat memprediksi kemungkinan seseorang terkena serangan jantung, kanker, atau penurunan kognitif.

Kim dan timnya juga menganalisis alamat rumah dari 924 orang di empat kota Amerika Serikat selama 20 tahun, sejak 1986 hingga 2006, untuk menentukan seberapa dekat mereka hidup dengan tumbuh-tumbuhan dan taman.

Baca juga: Taman Bacaan, Solusi Kabupaten Tana Tidung Atasi Learning Loss

Mereka memasangkan data ini dengan sampel darah yang diambil selama periode waktu yang sama, mengontrol variabel lain seperti pendidikan, pendapatan, dan faktor risiko seperti merokok.

Hasilnya mencolok. Satu kelompok responden tinggal di alamat yang dikelilingi oleh 20 persen tutupan hijau dalam radius 5 kilometer.

Mereka sekitar 2,5 tahun lebih tua secara biologis daripada mereka yang rumahnya dikelilingi oleh 30 persen tutupan hijau.

Jumlah interaksi sosial yang lebih tinggi dan peningkatan latihan fisik sebagian bertanggung jawab atas perbedaan usia biologis ini.

Menurut Kim, hubungan antara penuaan epigenetik dan RTH bahkan lebih kuat pada orang-orang dari lingkungan yang kurang beruntung.

Baca juga: 6 Taman Nasional Indonesia yang Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Studi Kim dan kawan-kawan juga diperkuat oleh sebuah studi di Finlandia yang diterbitkan pada bulan Januari tahun ini.

Studi tersebut mengungkapkan, mengunjungi RTH mengurangi kemungkinan penduduk kota harus minum obat asma atau tekanan darah tinggi masing-masing sepertiga dan seperempat.

Sering mengunjungi taman juga dapat secara dramatis menurunkan penggunaan pengobatan kesehatan mental, menyebabkannya anjlok hingga 33 persen.

“Studi ini memberikan wawasan berharga yang perlu diperhatikan oleh perencana kota dan pembuat keputusan, terutama dalam diskusi yang sedang berlangsung tentang strategi perumahan,” kata dosen Geografi Manusia di Universitas Victoria Wellington Dr Mirjam Schindler.

“Kedekatan dengan ruang hijau adalah kunci untuk membuka efek kesehatannya, termasuk potensi untuk memperlambat penuaan epigenetik," kata Miriam.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
'Sun Life Volunteer Day' Berikan Edukasi dan Akses Olahraga untuk Generasi Sehat Indonesia
"Sun Life Volunteer Day" Berikan Edukasi dan Akses Olahraga untuk Generasi Sehat Indonesia
Swasta
Agroforestri Efektif Jaga Biodiversitas Hutan Tropis, Gambut, Pesisir
Agroforestri Efektif Jaga Biodiversitas Hutan Tropis, Gambut, Pesisir
LSM/Figur
Di Barcelona, Indonesia Kenalkan Tuna Ramah Lingkungan pada Dunia
Di Barcelona, Indonesia Kenalkan Tuna Ramah Lingkungan pada Dunia
Pemerintah
Pekerja Disabilitas Baru 0,53 Persen, Silang.id Minta Industri Inklusif
Pekerja Disabilitas Baru 0,53 Persen, Silang.id Minta Industri Inklusif
Swasta
KG Media Sabet Dua Penghargaan Global INMA Awards 2025, Inovasi Berbasis Nilai dan Keberlanjutan Mendunia
KG Media Sabet Dua Penghargaan Global INMA Awards 2025, Inovasi Berbasis Nilai dan Keberlanjutan Mendunia
Swasta
Subsidi 6 Sektor Strategis Picu Masalah Lingkungan, Perlu Transparansi
Subsidi 6 Sektor Strategis Picu Masalah Lingkungan, Perlu Transparansi
Pemerintah
Buang Sampah Sembarangan, DLH Cianjur Terapkan Sanksi Rp 500.000
Buang Sampah Sembarangan, DLH Cianjur Terapkan Sanksi Rp 500.000
Pemerintah
Perubahan Iklim Bikin Anggur Cepat Matang, Punya Gula Lebih Tinggi
Perubahan Iklim Bikin Anggur Cepat Matang, Punya Gula Lebih Tinggi
LSM/Figur
Gelombang Panas Hantam Laut Inggris dan Irlandia, Apa Dampaknya?
Gelombang Panas Hantam Laut Inggris dan Irlandia, Apa Dampaknya?
Swasta
RI-Brasil Kerja Sama Kembangkan Bioenergi hingga Industri Dirgantara
RI-Brasil Kerja Sama Kembangkan Bioenergi hingga Industri Dirgantara
Pemerintah
Permukaan Laut Tetap Naik meski Pemanasan Global Dibatasi 1,5 Derajat C
Permukaan Laut Tetap Naik meski Pemanasan Global Dibatasi 1,5 Derajat C
Pemerintah
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
LSM/Figur
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Pemerintah
'Destination Zero Waste Bali', Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
"Destination Zero Waste Bali", Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
LSM/Figur
Menteri LH: Pemprov Kalsel Baru Kelola 48,5 Persen Sampah, Setengahnya Dibuang ke TPA Open Dumping
Menteri LH: Pemprov Kalsel Baru Kelola 48,5 Persen Sampah, Setengahnya Dibuang ke TPA Open Dumping
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau