JAKARTA, KOMPAS.com - Bisakah tinggal di dekat taman membuat Anda lebih muda dari usia sebenarnya? Ladies, berhentilah mencari mata air awet muda atau membuang-buang uang untuk kosmetik mahal.
Habiskan lebih banyak waktu di taman, kebun, hutan, dan ruang terbuka hijau (RTH) lainnya. Sebab, dengan tinggal di dekat, atau menghabiskan sebagian besar waktu di RTH, dapat memperlambat penuaan biologis.
Sebuah studi yang dilakukan tim peneliti gabungan Spanyol dan Amerika Serikat menemukan bahwa orang yang tinggal di dekat ruang hijau rata-rata 2,5 tahun lebih muda secara biologis daripada mereka yang tidak.
Penulis utama studi tersebut yang juga sarjana pasca-doktoral Sekolah Kedokteran Feinberg di Universitas Northwestern Kyeezu Kim mengatakan, hidup di dekat lingkungan yang lebih hijau dapat membantu Anda menjadi lebih muda dari usia yang sebenarnya.
Baca juga: Nairobi, Satu-satunya Ibu Kota di Dunia yang Punya Taman Nasional Satwa Liar
“Kami percaya temuan kami memiliki implikasi yang signifikan untuk perencanaan kota dalam hal perluasan infrastruktur hijau guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi kesenjangan kesehatan," cetus Kim.
Studi baru yang dilakukan Kim ini menyelidiki dampak taman pada usia biologis. Tim menganalisis jenis modifikasi kimia DNA yang dikenal sebagai metilasi. "Metilasi" adalah proses kimiawi yang terjadi dalam DNA kita.
Pola metilasi DNA tertentu cenderung berubah seiring bertambahnya usia, dan perubahan ini dapat digunakan untuk memperkirakan usia biologis seseorang pada tingkat molekuler, dikenal juga sebagai "jam epigenetik".
Dengan memeriksa jam ini, para ilmuwan dapat memprediksi kemungkinan seseorang terkena serangan jantung, kanker, atau penurunan kognitif.
Kim dan timnya juga menganalisis alamat rumah dari 924 orang di empat kota Amerika Serikat selama 20 tahun, sejak 1986 hingga 2006, untuk menentukan seberapa dekat mereka hidup dengan tumbuh-tumbuhan dan taman.
Baca juga: Taman Bacaan, Solusi Kabupaten Tana Tidung Atasi Learning Loss
Mereka memasangkan data ini dengan sampel darah yang diambil selama periode waktu yang sama, mengontrol variabel lain seperti pendidikan, pendapatan, dan faktor risiko seperti merokok.
Hasilnya mencolok. Satu kelompok responden tinggal di alamat yang dikelilingi oleh 20 persen tutupan hijau dalam radius 5 kilometer.
Mereka sekitar 2,5 tahun lebih tua secara biologis daripada mereka yang rumahnya dikelilingi oleh 30 persen tutupan hijau.
Jumlah interaksi sosial yang lebih tinggi dan peningkatan latihan fisik sebagian bertanggung jawab atas perbedaan usia biologis ini.
Menurut Kim, hubungan antara penuaan epigenetik dan RTH bahkan lebih kuat pada orang-orang dari lingkungan yang kurang beruntung.
Baca juga: 6 Taman Nasional Indonesia yang Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO
Studi Kim dan kawan-kawan juga diperkuat oleh sebuah studi di Finlandia yang diterbitkan pada bulan Januari tahun ini.
Studi tersebut mengungkapkan, mengunjungi RTH mengurangi kemungkinan penduduk kota harus minum obat asma atau tekanan darah tinggi masing-masing sepertiga dan seperempat.
Sering mengunjungi taman juga dapat secara dramatis menurunkan penggunaan pengobatan kesehatan mental, menyebabkannya anjlok hingga 33 persen.
“Studi ini memberikan wawasan berharga yang perlu diperhatikan oleh perencana kota dan pembuat keputusan, terutama dalam diskusi yang sedang berlangsung tentang strategi perumahan,” kata dosen Geografi Manusia di Universitas Victoria Wellington Dr Mirjam Schindler.
“Kedekatan dengan ruang hijau adalah kunci untuk membuka efek kesehatannya, termasuk potensi untuk memperlambat penuaan epigenetik," kata Miriam.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya