TANA TIDUNG, KOMPAS.com - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, Vamelia Ibrahim, mewujudkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sebagai solusi mengatasi learning loss.
Learning loss adalah kondisi hilangnya kemampuan belajar, khususnya pada anak-anak lantaran berbagai kendala mulai dari infrastruktur, asupan gizi, hingga sosial.
Upaya mengatasi learning loss acap berkait dengan pengurangan angka stunting.
Stunting sendiri merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Baca juga: Mengenal Tujuan 4 SDGs: Pendidikan Berkualitas
"Saya mengajak masyarakat bersama-sama berinvestasi untuk TBM," kata Vamelia yang juga istri Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali.
Vamelia mengatakan TBM terlaksana selaras dengan misi Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali dan Wakilnya Hendrik.
Salah satu misi itu adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Wujudnya adalah program Kabupaten Tana Tidung (KTT) Pintar.
Vamelia melihat upaya untuk meningkatkan SDM di Tana Tidung sebuah investasi jangka panjang.
Agar memberikan hasil yang diharapkan, investasi harus diarahkan untuk mengatasi masalah-masalah fundamental.
Salah satu masalah SDM fundamental yang ia amati selama ini adalah, rendahnya kemampuan membaca (literasi) dan banyaknya kasus stunting.
Tantangan berikutnya adalah pandemi Covid-19 yang ikut melanda KTT.
Baca juga: Tingkatkan Fasilitas Pendidikan di Bantar Gebang, Mandiri Sekuritas Salurkan Donasi Rp 50 Juta
Jadwal penutupan sekolah selama pandemi menjadi ancaman bagi anak-anak Indonesia terjangkit learning loss.
Jika learning loss tidak diatasi, anak-anak terancam kehilangan masa depan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya