Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2023, 09:15 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring ancaman perubahan iklim, penerapan bangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan menjadi penting.

Hal itupun berlaku bagi bandar udara (bandara). Karena seluruh kegiatan operasionalnya sangat memungkinkan untuk berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Oleh karena itu, setiap bandara juga wajib menerapkan konsep ramah lingkungan atau eco-airport.

Ada empat aspek yang harus diperhatikan terkait pengembangan bandara berkelanjutan; lingkungan, komunitas, ekonomi, dan operasional.

Baca juga: Paruh 2023, Implementasi Pembangunan Berkelanjutan SDGs Mengkhawatirkan

Keempat aspek tersebut harus ada sejak dalam perencanaan, pembangunan, operasional, hingga perawatan.

Sejatinya, pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup bandara telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Penerbangan.

Sebelumnya terdapat PP 40 tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara, dan Kep. Dirjen Hubud No. SKEP/124/VI 2009 Tentang Eco Airport.

Eco-airport adalah bandara yang telah melakukan penaatan dalam pemenuhan standar lingkungan dan upaya menerapkan strategi lingkungan untuk konservasi sumber daya dan energi, menggiatkan konsep pengurangan, pemanfatan kembali, pendauran ulang, serta meningkatkan kreatifitas di bidang lingkungan

Baca juga: Kesehatan Mental Penting untuk Kehidupan Berkelanjutan

Setiap limbah dari pesawat, dapur pesawat, makanan, dan terminal, dan lain-lain harus melalui pengolahan limbah di Wastewater Treatment Plant (WTP).

Bandara berkelanjutan dengan pendekatan eco-airport memiliki beberapa program yang harus diterapkan, yaitu:

  • Dekarbonisasi (net zero emissions). Seperti ACI Airport Carbon Accreditation, pendataan emisi bandar udara melalui tools ACERT, penggunaan LED, kendaraan listrik, dan energi terbarukan.
  • Desain bandara yang berkelanjutan secara fisik, yaitu penggunaan material daur ulang atau material yang dapat didaur ulang dalam membangun bandara, meminimalisir buangan limbah, serta penerapan smart building concept.
  • Pengembangan bandara tanpa merusak alam dan biodiversitas daerah setempat. Meliputi pengawasan terhadap kebisingan, kualitas udara, emisi karbon, dan kemacetan akibat operasional bandara.
  • Keberadaan bandara harus dapat meningkatkan kesehatan pegawai, masyarakat sekitar, dan pengguna.
  • Bandara harus dapat berperan lebih di tengah masyarakat (community engagement). Menyediakan lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Petani Kecil Berperan Penting dalam Industri Kelapa Sawit, Perlu Distribusi Keuntungan yang Merata

Petani Kecil Berperan Penting dalam Industri Kelapa Sawit, Perlu Distribusi Keuntungan yang Merata

LSM/Figur
Peneliti UGM: Gua di JJLS Punya Ornamen Terbaik di Gunungkidul

Peneliti UGM: Gua di JJLS Punya Ornamen Terbaik di Gunungkidul

LSM/Figur
Astra Half Marathon 2024 Ajak Lebih dari 5.000 Pelari Ciptakan Dampak Positif Berkelanjutan

Astra Half Marathon 2024 Ajak Lebih dari 5.000 Pelari Ciptakan Dampak Positif Berkelanjutan

Swasta
Kurangi Efek Rumah Kaca, Peneliti BRIN Tawarkan Semai Kapur Kalsium Oksida ke Atmosfer

Kurangi Efek Rumah Kaca, Peneliti BRIN Tawarkan Semai Kapur Kalsium Oksida ke Atmosfer

LSM/Figur
PLN Komitmen Siapkan Energi Hijau di Indonesia

PLN Komitmen Siapkan Energi Hijau di Indonesia

Pemerintah
Aruki: Agenda Indonesia dalam COP29 Jauh dari Keadilan Iklim

Aruki: Agenda Indonesia dalam COP29 Jauh dari Keadilan Iklim

LSM/Figur
Hari Pertama COP29, Negara-negara Sepakati Aturan Bursa Karbon Internasional

Hari Pertama COP29, Negara-negara Sepakati Aturan Bursa Karbon Internasional

Pemerintah
Hadiri COP29, Delegasi Indonesia Promosikan Nuklir hingga Penangkap Karbon

Hadiri COP29, Delegasi Indonesia Promosikan Nuklir hingga Penangkap Karbon

Pemerintah
Komunitas Vegetarian Minta Prabowo Buat Kebijakan Batasi Konsumsi Daging

Komunitas Vegetarian Minta Prabowo Buat Kebijakan Batasi Konsumsi Daging

Pemerintah
Kualitas Alam Turun, Bagaimana Perusahaan Bisa Turut Menyelamatkannya?

Kualitas Alam Turun, Bagaimana Perusahaan Bisa Turut Menyelamatkannya?

Pemerintah
Uni Eropa Tegas Larang Mobil Beremisi CO2 pada 2035

Uni Eropa Tegas Larang Mobil Beremisi CO2 pada 2035

Pemerintah
IUCN: 38 Persen Pohon di Dunia Terancam Punah

IUCN: 38 Persen Pohon di Dunia Terancam Punah

Pemerintah
Kesenjangan Pendanaan Adaptasi Iklim Bengkak 187 Miliar Dollar AS Per Tahun

Kesenjangan Pendanaan Adaptasi Iklim Bengkak 187 Miliar Dollar AS Per Tahun

Pemerintah
The Star 'ESG Summit 2024': Perusahaan Didorong Fokus pada Dampak ESG Terukur

The Star "ESG Summit 2024": Perusahaan Didorong Fokus pada Dampak ESG Terukur

Swasta
Indonesia Dinilai Layak Jadi Rujukan Dunia soal Peringatan Dini Tsunami

Indonesia Dinilai Layak Jadi Rujukan Dunia soal Peringatan Dini Tsunami

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau