Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterwakilan Perempuan di Parlemen Masih Sedikit, Sinergi dan Kolaborasi Diperlukan

Kompas.com - 10/07/2023, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comKesetaraan gender di Indonesia sebenarnya telah tertuang dalam konstitusi negara, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Akan tetapi, keterwakilan perempuan di parlemen masih sedikit.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati dalam sebuah seminar di Denpasar, Bali, Minggu (9/7/2023).

Bintang menuturkan, lewat UUD 1945, hak laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama, termasuk hak untuk mengemukakan pendapat.

Baca juga: Perempuan Adalah Aktivis Perdamaian dan Negosiator Ulung

Dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 berbunyi, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Sedangkan dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”

Bintang menuturkan, meski kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dijamin dalam konstitusi, namun kesenjangan gender masih terjadi, terutama keterwakilan perempuan di parlemen.

“Hal ini terlihat dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indonesia yang saat ini masih berada pada angka 76,2, menunjukkan belum maksimalnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif,” kata Bintang dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Waspada, Perempuan Anemia Berisiko Tinggi Lahirkan Bayi Stunting

Bintang lantas mengajak para politikus perempuan yang tergabung dalam Kaukus Perempuan Parlemen dapat bersinergi mendorong angka keterwakilan perempuan di parlemen.

Dengan meningkatnya keterwakilan perempuan di parlemen, diharapkan kebijakan dan program yang dibuat dapat lebih inklusif.

Selain itu, kebijakan dan programnya juga memiliki perspektif gender dan tepat sasaran, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di lapangan sebagai sesama perempuan.

Menurut Puspa, konstruksi sosial yang berkembang menjadikan banyak perempuan tidak memiliki akses seluas laki-laki.

Konstruksi sosial juga membuat banyak perempuan belum dapat berpartisipasi, belum dapat ikut menentukan arah, dan mendapat manfaat pembangunan yang sama, termasuk dalam ruang-ruang politik.

Baca juga: Aparat yang Tangani Kasus Perempuan dan Anak Harus Berperspektif Gender

“Melihat data indeks, fakta di lapangan dan mempertimbangan jumlah perempuan yang mencapai setengah penduduk, membuat kita sesama perempuan perlu saling bersinergi,” kata Bintang.

“Kita perlu saling memotivasi dan menginspirasi satu-sama lain untuk mendorong keterwakilan perempuan di politik, yakni dimulai dari kolaborasi sesama perempuan,” imbuhnya.

Pada awal tahun ini, Bintang menuturkan bahwa keterwakilan perempuan di legislatif persentasenya 21 persen.

Namun, angka ini masih lebih kecil dibandingkan kuota keterwakilan perempuan yakni 30 persen.

Baca juga: Hanya 36,14 Persen Perempuan Melek Literasi Keuangan Digital

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

UNESCO Resmikan 16 Geopark Baru, 2 dari Indonesia

UNESCO Resmikan 16 Geopark Baru, 2 dari Indonesia

Pemerintah
Kearifan Lokal Perlu Dilibatkan dalam Penanggulangan Krisis Iklim

Kearifan Lokal Perlu Dilibatkan dalam Penanggulangan Krisis Iklim

LSM/Figur
Kemenkeu Sebut APBN Gelontorkan Rp 610,12 Triliun untuk Aksi Iklim

Kemenkeu Sebut APBN Gelontorkan Rp 610,12 Triliun untuk Aksi Iklim

Pemerintah
Indonesia Bisa Ciptakan 2 Juta Green Jobs jika Jadi Hub Produksi EV

Indonesia Bisa Ciptakan 2 Juta Green Jobs jika Jadi Hub Produksi EV

Swasta
Indonesia Bisa Jadi Pemasok Besar Hidrogen Hijau Dunia, Begini Strateginya

Indonesia Bisa Jadi Pemasok Besar Hidrogen Hijau Dunia, Begini Strateginya

LSM/Figur
Sebar Kurban di Pelosok Maluku, Human Initiative Hadirkan Harapan untuk Warga

Sebar Kurban di Pelosok Maluku, Human Initiative Hadirkan Harapan untuk Warga

Advertorial
Mangrove Rumah bagi 700 Miliar Satwa Komersial, Kerusakannya Picu Krisis

Mangrove Rumah bagi 700 Miliar Satwa Komersial, Kerusakannya Picu Krisis

LSM/Figur
Ekspansi Pembangkit Listrik Gas Dikhawatirkan Bikin Energi Terbarukan Jalan di Tempat

Ekspansi Pembangkit Listrik Gas Dikhawatirkan Bikin Energi Terbarukan Jalan di Tempat

LSM/Figur
97 Persen Pemimpin Perusahaan Global Desak Transisi Listrik Terbarukan

97 Persen Pemimpin Perusahaan Global Desak Transisi Listrik Terbarukan

Swasta
PLN Mengaku Siap Kaji Pensiun Dini PLTU Batu Bara

PLN Mengaku Siap Kaji Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Pemerintah
Konsumen dan Investor akan Semakin Kritis terhadap 'Sustainability Washing'

Konsumen dan Investor akan Semakin Kritis terhadap "Sustainability Washing"

Swasta
Perusahaan yang Gabungkan AI dan Keberlanjutan Raih Keuntungan Lebih Tinggi

Perusahaan yang Gabungkan AI dan Keberlanjutan Raih Keuntungan Lebih Tinggi

Swasta
MIND ID-PT Timah Kembangkan Proyek Logam Tanah Jarang

MIND ID-PT Timah Kembangkan Proyek Logam Tanah Jarang

BUMN
KKP Rilis Panduan untuk Selamatkan 30 Persen Laut Indonesia

KKP Rilis Panduan untuk Selamatkan 30 Persen Laut Indonesia

Pemerintah
RI harus Selesaikan Isu 'Sustainability' Agar Produk Nikel Tembus Pasar Negara Maju

RI harus Selesaikan Isu "Sustainability" Agar Produk Nikel Tembus Pasar Negara Maju

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau