Setiap kenaikan suhu 1 derajat celsius, peluang terjadinya curah hujan ekstrem 2.000 meter di atas permukaan laut meningkat sebesar 15 persen.
Tingginya curah hujan tersebut bisa menjadi bencana besar bagi masyarakat dan ekosistem di daerah pegunungan.
Baca juga: Perbedaan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Di sisi lain, selama tiga hari dalam sepekan pada awal Juli 2023, Bumi mengalami hari terpanas sepanjang sejarah sejak pencatatan dilakukan.
Untuk diketahui, Bumi sebelumnya mencatatakan rekor terpanasnya pada Agustus 2016. Kala itu, suhu rata-rata di seluruh dunia adalah 16,92 derajat celsius.
Akan tetapi pada Senin 3 Juli 2023, rekor hari terpanas terpecahkan di mana suhu rata-rata Bumi mencapai 17,01 derajat celcius.
Rekor hari terpanas kembali terpecahkan pada Selasa 4 Juli 2023 dengan suhu rata-rata Bumi mencapai 17,18 derajat celcius.
Dan pada Kamis 6 Juli 2023, rekor hari terpanas sepanjang sejarah kembali pecah setelah suhu rata-rata Bumi tercatat 17,23 derajat celsius.
Beberapa hari sebelumnya, gelombang panas hebat dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah AS dan China, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Wakil Rakyat Didesak Berperan Aktif Antisipasi Perubahan Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya