Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 16 Juli 2023, 09:00 WIB
Heru Dahnur ,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BELITUNG, KOMPAS.com - Pelabuhan Tanjung Ru di Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung kini dilengkapi Anjungan Listrik Mandiri (Alma).

Fasilitas ini yang pertama di Bangka Belitung dalam kampanye energi ramah lingkungan serta efisien bagi pengguna jasa pelabuhan.

Pengadaan Alma bagian dari Electrifying Marine yang menjadi salah satu program PLN membantu kapal–kapal mengurangi pemakaian generator berbahan bakar minyak solar.

PLN mengoperasikan Alma dengan daya 41,5 Kilo Volt Ampere dipasang di Dermaga Water Front atas dukungan dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Pandan dan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP).

Baca juga: Masaccio, Kereta Baterai Listrik Masa Depan Buatan Hitachi

Perwakilan ASDP Abdul Gafur mengatakan, Pelabuhan Tanjung Ru merupakan pelabuhan penyeberangan yang menjadi pintu gerbang arus barang, dan penumpang Pulau Belitung dari Jakarta dan Pulau Bangka.

Dengan adanya Alma ini, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa di pelabuhan maupun masyarakat.

Alma merupakan stasiun penyediaan listrik umum yang bisa dimanfaatkan oleh para nelayan untuk memenuhi kebutuhan listrik kapal yang bersandar maupun cold storage yang semula berbasis bahan bakar minyak.

"Biasanya kapal yang bersandar bisa menghabiskan biaya bahan bakar minyak sebesar Rp 600.000 selama 8 jam bersandar, dengan menggunakan ALMA cukup mengisi Token Listrik sebesar Rp 200.000 sudah bisa memenuhi kebutuhan listriknya, sehingga lebih kurang bisa menghemat 60 persen pengeluaran," ujar Gafur.

Baca juga: Cara Mudah Terbebas dari Tagihan Listrik Membengkak

Anjungan tersebut membuat para pelaku usaha perikanan dan UMKM di sekitar pelabuhan dapat melakukan penghematan biaya operasionalnya, karena tidak tergantung lagi dengan bahan bakar minyak untuk mengoperasikan genset.

Manager PLN UP3 Belitung I Made Agus Dwi Putra menjelaskan, Alma adalah fasilitas umum yang dapat digunakan oleh semua kapal yang bersandar di dermaga water front agar dapat dijaga dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya.

“Semoga ke depan PLN bisa menambah lagi ALMA di dermaga water front dan memohon dukungan dari pihak KSOP sebagai pengelola dermaga Water Front,” ujar Made.

Baca juga: Indonesia Dukung Interkonektivitas Transmisi Listrik ASEAN

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung (PLN Babel) menyebutkan, pemasangan Alma ini sebagai wujud salah satu program Electrifying Marine yang sejak tahun lalu sudah dilakukan PLN.

"Wujud nyata transformasi PLN pada pilar Customer Focus dan Innovative dalam meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah, terjangkau, dan andal," pungkas Munief.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau