Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2023, 08:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT ABB Sakti Indonesia terus mendukung program efisiensi dan konservasi energi Nasional dengan menggandeng Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) pada kegiatan Indonesia Energy Efficiency and Conservation Conference & Exhibition (IEECCE 2023) yang diselenggarakan 12-13 Juli 2023.

Kolaborasi ini dikukuhkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman untuk mendukung Gerakan Energy Efficiency Movement (EEM) yang menandai komitmen kedua belah pihak dalam memberikan solusi terbaik bagi penerapan efisiensi energi di Indonesia.

Selain itu juga mendukung upaya pemerintah dalam melakukan percepatan implementasi Nationally Determined Contribution (NDC) untuk mengurangi emisi sebesar 31,89 persen tahun 2030 melalui target dukungan internasional sebesar 43,20 persen dan menuju Net-Zero pada tahun 2060.

Baca juga: Optimalisasi EBT Dukung Ketahanan Energi Nasional

Nota Kesepahaman ini ditandatangani oleh Vice President sekaligus Head of Motion Business PT ABB Sakti Industri Chen Kang Tan, dan Chairman Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) Soedjono Respati.

Melalui kolaborasi ini, kedua belah pihak saling bertukar informasi mengenai langkah-langkah konkrit yang akan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi energi dan upaya konservasi di Indonesia, mengeksplorasi langkah-langkah konkrit tersebut, serta meluaskan penyebaran informasi mengenai Gerakan Efisiensi Energi Global di antara para pelaku usaha, industri dan komunitas-komunitas terkait di Indonesia.

Chen Kang mengatakan, melalui kerjasama ini ABB Indonesia dan MASKEEI dapat meningkatkan efisiensi sektor industri di Indonesia sekaligus mendukung target Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan target Net-Zero pada tahun 2060 atau lebih cepat, sebagai bagian integral dari tujuan pembangunan menyeluruh menuju ekonomi maju pada tahun 2045.

Kerjasama ini juga sejalan dengan rencana pemerintah dalam melakukan efisiensi energi sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi yang mengatur penyediaan dan pemanfaatan energi secara berkelanjutan.

Soedjono Respati mendukung tercapainya tujuan Nasional terhadap pengembangan energi bersih dan berkelanjutan melalui gerakan konservasi dan penghematan energi.

Baca juga: Percepat Transisi Energi Perlu Kerja Sama Semua Pihak

“MASKEEI terus membuka pintu selebar-lebarnya untuk peluang kolaborasi dengan semua pihak. Kami percaya melalui kolaborasi MASKEEI dan ABB Indonesia dapat meningkatkan upaya efisiensi energi di sektor industri,” ujarnya.

Soedjono mengharapkan dapat terus meningkatkan komitmen dalam peningkatan efisiensi di sektor industri Indonesia serta memberi manfaat, kontribusi, dan dorongan pada peningkatan efisiensi energi.

Selain itu juga untuk pengembangan energi bersih dalam rangka menjawab tantangan transisi energi global menuju pemanfaatan energi bersih (clean energy) demi pembangunan berkelanjutan.

Inisiatif kolaborasi ini lahir dari kesadaran bahwa dunia berubah dengan cepat, dan manusia menghadapi tantangan besar yang tidak pernah dihadapi sebelumnya.

Pada tahun 2050, diperkirakan populasi global akan meningkat menjadi 9,7 miliar. Di atas populasi yang meningkat, kita akan menghadapi migrasi dan urbanisasi yang sangat besar, memusatkan jumlah penduduk yang tinggi di kota-kota, terutama di Jakarta.

Perekonomian global diperkirakan meningkat lebih dari dua kali lipat selama periode yang sama. Ini akan menyebabkan peningkatan tajam dalam permintaan energi, yang pada gilirannya akan mempercepat perubahan iklim.

Baca juga: Tiga Sasaran Keberlanjutan di Forum Bisnis Energi ASEAN 2023

Karena populasi dunia dan permintaan bahan baku terus meningkat, pasokan bahan mentah yang sangat penting menjadi terbatas.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perubahan Iklim dan Gelombang Panas Picu Kebakaran Hutan Terburuk di Eropa Selatan
Perubahan Iklim dan Gelombang Panas Picu Kebakaran Hutan Terburuk di Eropa Selatan
Pemerintah
Pupuk Indonesia Gelar Svarna Bhumi Award 2025, Apresiasi Inovasi Petani dan Pegiat Pangan
Pupuk Indonesia Gelar Svarna Bhumi Award 2025, Apresiasi Inovasi Petani dan Pegiat Pangan
BUMN
BMKG: Perubahan Iklim Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia
BMKG: Perubahan Iklim Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia
Pemerintah
Lestarikan Tradisi, Pacu Jalur 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Riau
Lestarikan Tradisi, Pacu Jalur 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Riau
Pemerintah
Perubahan Iklim dan Deforestasi Ubah Hutan Amazon Menjadi Sabana dalam Waktu Seabad
Perubahan Iklim dan Deforestasi Ubah Hutan Amazon Menjadi Sabana dalam Waktu Seabad
Pemerintah
Gelombang Panas Ekstrem Ungkap Kerentanan Jaringan Listrik di Eropa
Gelombang Panas Ekstrem Ungkap Kerentanan Jaringan Listrik di Eropa
Pemerintah
Restorasi Situs Warisan Dunia di Burkina Faso Terancam Perubahan Iklim
Restorasi Situs Warisan Dunia di Burkina Faso Terancam Perubahan Iklim
LSM/Figur
Panas dan Kelembaban Ekstrem Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Panas dan Kelembaban Ekstrem Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Pemerintah
Rekor Iklim 2024, dari Suhu Panas Ekstrem hingga Amukan Badai
Rekor Iklim 2024, dari Suhu Panas Ekstrem hingga Amukan Badai
LSM/Figur
Studi: Air Tawar Dunia Menyusut, Sumbang Kenaikan Permukaan Laut Lebih Besar
Studi: Air Tawar Dunia Menyusut, Sumbang Kenaikan Permukaan Laut Lebih Besar
Pemerintah
Greenpeace: Kemerdekaan Sejati Butuh Keadilan Iklim, Presiden Mengabaikannya
Greenpeace: Kemerdekaan Sejati Butuh Keadilan Iklim, Presiden Mengabaikannya
LSM/Figur
ICJ Akui Krisis Iklim sebagai Isu HAM, Tapi Abaikan Hak Anak
ICJ Akui Krisis Iklim sebagai Isu HAM, Tapi Abaikan Hak Anak
Pemerintah
Subsidi Turun, Tarif Trump Menghantam, Tapi Penjualan EV Melonjak
Subsidi Turun, Tarif Trump Menghantam, Tapi Penjualan EV Melonjak
Swasta
SBTi: Target Emisi Industri Meroket, China Pimpin dengan 228 Persen
SBTi: Target Emisi Industri Meroket, China Pimpin dengan 228 Persen
Swasta
Rusa Kutub Diperkirakan Turun 84 Persen pada 2100 akibat Krisis Iklim
Rusa Kutub Diperkirakan Turun 84 Persen pada 2100 akibat Krisis Iklim
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau