KOMPAS.com – Bukan rahasia umum lagi bahwa ada banyak masyarakat yang tinggal di perkotaan bergantung terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) untuk kebutuhan air minumnya.
Higienitas, kepraktisan, dan ketersediannya yang terus ada di toko kelontong terdekat menjadi salah satu faktor utama mengapa ketergantungan terhadap AMDK cukup tinggi.
Di sisi lain, ada beberapa masyarakat yang lebih memilih untuk memasak air produksi perusahaan daerah air minum (PDAM) setempat.
Baca juga: 5 Upaya Pelestarian Sumber Air, Bisa Dimulai dari Diri Sendiri
Selain itu, ada pula masyarakat yang memiliki menyaring air PDAM atau air sumurnya sendiri untuk air minum.
Salah satu teknologi yang telah teruji menyaring air biasa menjadi air minum secara efisien dan aman di rumah adalah reverse osmosis (RO).
Edukator air dan udara bersih lulusan Teknik Lingkungan University of Michigan AS, Ivan S Jayawan, mengatakan bahwa RO adalah salah satu teknologi terbaik dalam penyaringan air.
“(RO) salah satu yang terbaik, bisa menyaring 99,99 persen polutan yang umumnya ada di air kita,” kata Ivan yang juga merupakan dosen Teknik Sipil di Universitas Kristen Krida Wacana saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/7/2023).
Ivan mengutarakan, sesuai namanya, prinsip kerja RO adalah membalik proses osmosis air melalui membran semi permeable.
Baca juga: Air Bersih dan Sanitasi Layak Bantu Turunkan Angka Stunting
Saat proses pembalikan osmosis, dibutuhkan tekanan. Sehingga terpisahlah antara air bersih dengan polutannya melalui membran tersebut. Penyaringan dengan RO sampai pada tahap monovalen ion.
Ivan menuturkan, RO bisa langsung dipakai untuk memfiltrasi air dari PDAM untuk dijadikan air minum di rumah. Berbagai bakteri dan virus dapat tersaring melalui proses ini.
Selain itu, air sumur juga bisa difiltrasi dengan RO. Akan tetapi, perlu dicek terlebih dahulu kandungan air sumurnya.
Sebab, tingkat kejernihan dan polutan air sumur bisa memengaruhi masa pakai membran di RO.
“Kalau air sumur bisa secara teknisnya enggak masalah. Kalau enggak dicek dulu, tidak tahu apa saja yang ada di dalam (kandungan air sumur) ada apa saja,” ucap Ivan.
Baca juga: 5 Dampak Kelangkaan Air Terhadap Kehidupan
Masa pakai membran RO sangat bergantung terhadap kadar polutan yang ada di dalam air yang hendak disaring.
Semakin pekat kandungan polutan di dalam air, semakin keras pula upaya membran di dalam RO menyaring yang berakibat pada semakin cepat masa pakainya.
Ivan menuturkan, masa pakai membran RO untuk kondisi air ideal, seperti air PDAM, bisa mencapai dua hingga tiga tahun.
Sedangkan bila langsung menyaring air yang belum diketahui tingkat polutannya, masa pakainya bisa lebih cepat lagi.
Untuk itu, diperlukan pengecekan kadar polutan di dalam air untuk menentukan filter tambahan sebelum langsung disaring oleh membran RO. Dengan demikian, masa pakai membran bisa lebih panjang dan bisa lebih hemat.
Baca juga: IDI dan Le Minerale Gelar Edukasi Manfaat Air Mineral Berkualitas
Satu set RO dengan filter tambahan berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta tergantung jenis, merek, kualitas, bahan, dan kelengkapannya.
“Rekomendasinya adalah cek dulu kandungan airnya, sesuaikan pra-filter, kemudian saat mau pasang bisa sesuakan bujetnya,” tutur Ivan.
Sedangkan untuk mengganti membran RO, harganya berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 500.000 tergantung merek, jenis, dan kapasitasnya.
Ciri-ciri membran RO yang sudah waktunya untuk diganti adalah debit air keluar yang kecil dan angka total dissolved soild (TDS) naik.
TDS adalah salah satu indikator jumlah partikel atau zat berupa senyawa organik maupun non organik yang ada di dalam air.
Ivan berujar, kadar TDS air RO biasanya di bawah 50 parts per million (PPM). Itu artinya, air sangat layak untuk minum.
Baca juga: Laporan SDGs 2022: Miliaran Orang Masih Kekurangan Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak
Investasi awal untuk RO memang relatif mahal, apalagi bila menggunakan kualitas yang baik dengan harga yang lebih tinggi.
Akan tetapi, penggunaan RO di rumah disebut bisa menghemat pengeluaran untuk kebutuhan air bersih di rumah.
Di akun Twitternya, Ivan mencontohkan simulai pemakaian RO dengan air PDAM dengan asumsi harga air 9.800 per meter kubik dan harga listrik Rp 1.700 per kilowatt jam.
Jika memakai RO dengan harga Rp 5 juta dan filter lima tahapan lengkap dengan biaya penyusutannya, biaya untuk filtrasinya sekitar Rp 50 per liter.
Baca juga: Laporan SDGs 2022: Miliaran Orang Masih Kekurangan Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak
Sedangkan biaya bahan baku untuk air Rp 14 per liter. Mesin RO asumsinya memiliki daya listrik 30-40 watt, dengan pemakaian 8 jam per hari biayanya Rp 14 per liter.
Jika digabung, harga filtrasi air dengan RO lengkap dengan daya listrik dan bahan bakunya adala Rp 78 per liter.
Asumsi AMDK satu galon dengan isi 19 liter harganya sekitar Rp 20.000. Bila dibandingkan, harga 1 liter AMDK adalah Rp 1.052.
Menurut Ivan, untuk mengganti setiap komponen filtrasi RO juga tidak sulit. Komponennya umum dijual di toko daring atau toko filter air.
Baca juga: Kopi Tirto, Dukungan Aqua untuk Konservasi Air
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya