Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2023, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Penurunan angka prevalensi stunting salah satunya disebabkan karena perbaikan tata kelola saluran air bersih dan sanitasi.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo di Jakarta, Kamis (13/7/2023).

“Yang berisiko stunting telah turun menjadi 21,6 persen berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 sebagai dampak positif tata kelola air bersih dan sanitasi, juga perbaikan rumah tidak layak huni,” kata Hasto, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Ahli: Tak Ada Vitamin Instan yang Dapat Mengobati Stunting Anak

Hasto menuturkan, pengadaan air bersih atau air layak minum dan sanitasi seperti jamban sangat memengaruhi percepatan penurunan stunting, setidaknya dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Percepatan penurunan stunting juga didukung oleh adanya sikap gotong royong seluruh jajaran pemerintahan dalam memberikan intervensi sampai di tingkat akar rumput.

Misalnya, ketersediaan banyak pihak ikut dalam Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), yang melibatkan banyak kalangan TNI atau Polri, pemerintah, perusahaan swasta, hingga masyarakat.

Masifnya intervensi tersebut diharapkan angka stunting bisa turun sesuai target yaitu 14 persen pada 2024.

Baca juga: Manfaatkan Pekarangan Rumah Bisa Bantu Atasi Stunting, Ini Caranya

Dengan target tersebut, tren penurunan stunting diharuskan turun sekitar 2,8 persen setiap tahunnya dari 2022 hingga 2024.

Meski demikian, walau angka stunting secara nasional mengalami penurunan, indikator penanganan kekerdilan pada anak masih belum menunjukkan perbaikan.

Contohnya, masih ada ibu hamil dengan anemia sehingga perlu diberikan intervensi spesifik.

“Intervensi terhadap kasus kekerdilan pada anak juga dilakukan berdasarkan faktor spesifik,” ujar Hasto.

Baca juga: Larangan Pernikahan Anak Bisa Bantu Cegah Kasus Stunting

“Seperti pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil yang berisiko melahirkan anak stunting karena kurang energi kronis. Intervensi yang sama juga dilakukan terhadap remaja putri yang anemia,” imbuhnya.

Hasto menambahkan, hal serupa terjadi pula pada pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayinya selama enam bulan.

Terkait hal ini, data yang dimiliki BKKBN menunjukkan pemberian ASI eksklusif baru 66 persen. Padahal target pemerintah menaikkanya hingga 70 persen.

Baca juga: Stunting Tuntas, Indonesia Jadi Negara Kuat

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Brian Sri Prahastuti mengakui bahwa data yang terkait target sasaran air bersih dan sanitasi sulit didapatkan secara valid dari pemerintah daerah setempat.

Berdasarkan hasil monitoring dan pemetaan lapangan di Kantor Staf Presiden RI, dari 12 provinsi yang berhasil teridentifikasi, baru 15 kabupaten yang diketahui sanitasi dan akses air minumnya kurang dari 50 persen.

“Setelah mendapat penjelasan dari BKKBN terkait kegiatan pendataan yang dilakukan lewat dimutakhirkan setiap tahun, kami akan menggunakan data pendataan keluarga karena bersifat mikro dan spesifik memuat data by name by address,” ujar Brian.

Baca juga: Atasi Stunting, Danone Rilis Isi Piringku di Kabupaten Magelang

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau