Nikita Tananayev, peneliti utama di Institut Permafrost Melnikov di Yakutsk, mengatakan bahwa fenomena-fenomena yang tak biasa ini merupakan tanda bahaya.
Semakin lebarnya Kawah Batagaika akan mengancam kehidupan kota-kota di Rusia utara dan timur laut, lapor Reuters.
Selain itu, kebakaran hutan besar yang meningkat baru-baru ini juga memperparah pencairan tanah beku abadi di sana.
“Di masa depan, dengan meningkatnya suhu dan tekanan antropogenik yang lebih tinggi, kita akan melihat semakin banyak kemerosotan yang terbentuk, sampai semua permafrost hilang,” kata Tananayev kepada Reuters.
Baca juga: AS Janjikan Rp 749 Miliar Dukung Upaya Iklim dan Konservasi Indonesia
Tananayev mengatakan bahwa lapisan tanah di bagian bawah kawah mengandung karbon organik dalam jumlah yang sangat besar.
Jika kawah semakin lebar dan menganga, akan ada semakin banyak karbon yang lepas ke atmosfer yang semakin memperburuk pemanasan global.
“Dengan suhu udara yang meningkat kita dapat memperkirakan (pelebaran kawah) akan meluas pada tingkat yang lebih tinggi,” kata Tananayev kepada Reuters.
Dia menambahkan bahwa hal itu akan memperburuk efek pemanasan global dan perubahan iklim di tahun-tahun mendatang.
Baca juga: Menuju COP28, Menanti KTT Iklim yang Ambisius
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya