Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kenaikan Suhu 1,5 Derajat, Energi Terbarukan Perlu Meningkat 3 Kali Lipat

Kompas.com - 23/07/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comEnergi terbarukan di seluruh dunia perlu meningkat tiga kali lipat pada 2030 dibandingkan saat ini untuk mencegah kenaikan suhu Bumi 1,5 derajat celsius.

Peringatan tersebut dikeluarkan oleh lembaga antarpemerintah global untuk mendorong transisi energi, the International Renewable Energy Agency (IRENA), dalam laporan World Energy Transitions Outlook (WETO) 2023.

Dalam laporan yang diterbitkan pada akhir Juni tersebut, IRENA menyebutkan kapasitas pembangkit listrik dari energi terbarukan perlu bertambah 1.000 gigawatt (GW) per tahun hingga 2030.

Baca juga: Korporat Raksasa Dunia Berkolaborasi Percepat Transisi Energi Bersih

IRENA juga meminta pemerintah di seluruh dunia untuk berambisi lebih dalam mempercepat pengembangan energi terbarukan, sebagaimana dilansir Offshore Energy News.

Elektrifikasi dan efisiensi, sebut IRENA, menjadi pendorong utama dalam transisi energi. Pengembangannya dilakukan sejalan dengan energi terbarukan, hidrogen bersih, dan biomassa berkelanjutan.

IRENA menyebutkan terjadi beberapa kemajuan yang telah dicapai, terutama di sektor ketenagalistrikan dengan rekor penambahan kapasitas energi terbarukan global sebesar 300 GW pada 2022.

Akan tetapi, kesenjangan antara apa yang telah dicapai dan apa yang dibutuhkan terus bertambah.

Baca juga: Manusia di Tengah Krisis Energi Pertama, Investasi Bergeser ke Sumber Terbarukan

IRENA juga mengatakan bahwa WETO memberikan analisis dan narasi untuk COP28 yang akan digelar pada November mendatang di Uni Emirat Arab (UEA).

“Diperlukan target energi terbarukan yang lebih ambisius. Dunia harus menambah rata-rata 1.000 GW kapasitas energi terbarukan setiap tahun hingga 2030,” kata IRENA.

“Serta secara signifikan meningkatkan penggunaan langsung energi terbarukan di sektor penggunaan akhir,” imbuhnya.

Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera mengatakan bahwa berdasarkan kajian, dunia belum berada di jalur yang tepat untuk menahan kenaikan suhu Bumi 1,5 derajat celsius sesuai Perjanjian Paris.

Baca juga: Dua Raksasa Bisnis Hiburan Dunia Luncurkan Inisiatif Energi Bersih

“Satu-satunya pilihan kita adalah mengikuti jalur berbasis sains yang paling menjanjikan, yang menempatkan energi terbarukan sebagai pusat solusi,” kata La Camera.

“Sambil memimpin negara menuju keamanan energi, pengurangan biaya energi, dan pengembangan industri berwawasan ke depan,” imbuhnya.

La Camera menuturkan, transisi energi harus menjadi alat strategis untuk mendorong dunia yang lebih adil dan inklusif.

“COP28 dan Global Stocktake tidak hanya harus mengonfirmasi penyimpangan kita dari jalur 1,5 derajat celsius, tetapi juga memberikan cetak biru strategis untuk mengarahkan kami kembali ke jalur yang benar,” ucap La Camera.

“Kami berisiko melanggar janji kami tentang dunia yang aman iklim. WETO dari IRENA menunjukkan bahwa melipatgandakan kapasitas energi terbarukan hingga 2030 dan seterusnya akan membawa kita kembali ke jalur yang benar,” sambungnya.

Baca juga: Aspek Lingkungan Dikalahkan Aspek Ekonomi dalam Transisi Energi Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
LSM/Figur
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pemerintah
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
Swasta
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Swasta
Peluang 'Green Jobs' di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
Peluang "Green Jobs" di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
LSM/Figur
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
Pemerintah
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
BUMN
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
LSM/Figur
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
LSM/Figur
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
Pemerintah
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Pemerintah
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Swasta
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Swasta
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
Pemerintah
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau