KOMPAS.com – Peluang pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia sangatlah besar. Dukungan energi surya perlu lebih masif.
Hal tersebut disampaikan Direktur Proyek dan Operasi Pertamina New and Renewable Energy (NRE) Norman Ginting dalam Indonesia Solar Summit.
Acara tersebut yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Institute for Essential Services Reform (IESR).
Baca juga: Progres Terbaru Rencana PLTS 300 MegaWatt Harita di Pulau Obi
Norman menuturkan, saat ini masyarakat dan industri sudah menunggu adanya listrik yang berbasis energi terbarukan, termasuk PLTS.
Berkaca pada hal tersebut, peluang pengembangan PLTS sangat besar, baik on-grid maupun off-grid.
Norman menyampaikan, Pertamina RNE berkomitmen mendukung pemerintah mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Salah satu upayanya adalah mulai membangun portofolio di energi surya, termasuk dalam pemanfaatan teknologi sel surya.
Baca juga: Revisi Penghapusan Ekspor Listrik PLTS Atap ke PLN Dikritik
“Kami telah berhasil menyelesaikan lebih dari 50 megawatt (MW) PLTS, yang salah satu di antaranya adalah yang terbesar di internal Pertamina Hulu Rokan dengan total rencana kapasitas terpasang sebesar 25 MW,” kata Norman dilansir situs web IESR, Rabu (2/8/2023).
“Selain itu, Pertamina memiliki kepentingan yang besar, bagaimana menjalankan dan mengimplementasikan green hydrogen (hidrogen hijau) dari tenaga surya karena kita melihatnya lebih mudah dalam proses shifting,” sambung Norman.
Sementara itu, Associate Partner McKinsey Ashwin Balasubramanian menyatakan, potensi teknis energi surya begitu besar mencapai lebih dari 3000 gigawatt (GW).
Menurut proyeksinya, lebih dari 400 GW perlu dibangun dalam 30 hingga 40 tahun.
Baca juga: PLTS Raksasa 2,6 GWp Dibangun di Australia, Produksi Hidrogen Hijau
Hal ini juga menjadi peluang investasi yang besar dan berkontribusi terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) dengan terbukanya lapangan kerja baru.
Ashwin menuturkan, berkaca pada Vietnam dan Thailand, pengembangan PLTS di kedua negara tersebut meningkat 10 hingga 15 kali lipat.
“India mengembangkan lebih dari 16 GW. Hal tersebut menunjukkan perkembangan energi surya memungkinkan dengan kondisi dan aspirasi yang tepat,” kata Ashwin.
Baca juga: Dukung “Jabar Smile”, SUN Energy dan PLN Jabar Kolaborasi Tingkatkan Pemanfaatan PLTS Atap
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya