KOMPAS.com – Jumlah penduduk yang masuk kategori miskin ekstrem di Indonesia tercatat 3,3 juta jiwa dan terkonsentrasi di bagian timur.
Hal tersebut diutarakan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Nunung Nuryartono.
Nunung menyampaikan, perlu penanganan khusus untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Kemiskinan Ekstrem Diyakini Hilang pada 2024
“Tentu kita bisa melihat, persentase angka kemiskinan ekstrem yang tinggi ini di Indonesia bagian timur, sehingga perlu penanganan yang khusus,” ujar Nunung di Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Untuk pulau Jawa, meski persentasenya kemiskinan ekstrem kecil, jumlah penduduk yang tinggi membuat angka absolut menjadi tinggi. Namun, dia tidak menyebut secara rinci besarannya.
Oleh karenanya, sasaran program penanganan kemiskinan ekstrem tidak hanya berfokus pada provinsi yang tingkat kemiskinannya tinggi, tetapi wilayah yang angka absolut penduduk miskinnya juga tinggi.
“Jadi, sasaran-sasaran di wilayah dengan persentase tinggi dan secara absolut jumlah penduduknya tinggi,” papar Nunung.
Baca juga: Sekoper Cinta Kurangi Kemiskinan 300.000 Orang di Jawa Barat
Dia optimistis bahwa pada 2024 persentase kemiskinan ekstrem bisa mencekati nol koma sekian.
Persentase kemiskinan ekstrem pada Maret 2022 mencapai 2,04 persen. Pada September 2022, persentasenya menjadi 1,74 persen.
Pada Maret 2023, persentase kemiskinan ekstrem turun lagi menjadi 1,12 persen dibandingkan September 2022.
Merujuk pada data tersebut, dia optimistis angka kemiskinan akan berada di angka nol persen pada 2024.
Baca juga: Masih Adanya Kemiskinan Ekstrem Tunjukkan Masalah Penyaluran Bansos
Sebelumnya, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah meyakini kemiskinan ekstrem di Indonesia akan hilang alias 0 persen pada 2024.
Said menuturkan, pada 2022 persentase kemiskinan ekstrem di Indonesia sudah 2,04 persen, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (16/8/2023).
“Artinya kalau bisa 1,6 persen atau 1,5 persen (pada 2023), maka saya yakin tahun 2024, kemiskinan ekstrem bisa 0 persen,” ujar Said seusai Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta.
Baca juga: Wujudkan Desa Tanpa Kemiskinan dan Kelaparan Melalui SDGs
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya